TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemeriksaan foto viral oleh kantor berita Agence France Press (AFP), yang menyebutkan Jenderal (Purn) Eric Olson tertangkap di Ukraina, dinyatakan tidak sesuai fakta.
Konfirmasi yang dilakukan tim pemeriksa fakta AFP kepada Eric Olson, menghasilkan bantahan dari mantan Komandan Pasukan Khusus AS itu.
Dihubungi AFP via LinkedIn, Eric Olson mengatakan pada 24 Mei 2022, ia tidak ditangkap pasukan Rusia.
“Saya pikir ini sudah sepenuhnya dibantah dengan menerima pesan ini, Anda pasti tahu kalau saya tidak ditangkap oleh Rusia di Ukraina, berarti sinyal ponsen di sel penjara Rusia sangat baik,” kata Olson dikutip dari situs periksafakta.afp.com, Selasa (31/5/2022).
“Tolong terima pesan ini sebagai bukti yang cukup bahwa saya tidak berada di dalam tahanan Rusia,” imbuhnya.
Berdasarkan pemeriksaan foto yang beredar viral di media sosial Facebook dan Twitter pada 16 Mei 2022, ada dua foto kolase yang dibagikan massal.
Foto pertama memperlihatkan anggota militer berjalan di belakang seorang tentara Rusia yang mengenakan rompi berkode “Z”.
Seorang pria di foto itu diberi lingkaran merah dan diklaim itu sosok Jenderal Eric Olson. Foto kedua foto sosok Eric Olson dalam pose resmi di depan bendera AS.
Hasil pelacakan foto, AFP menemukan foto itu pernah dipublikasikan media Rusia, Sputniknews.com pada 14 April 2022.
Ini berarti sebulan sebelum tentara dan milisi Ukraina di komplek pabrik baja Azovstal menyerah.
Foto yang sama digunakan kantor berita RIA Novosti pada tanggal penerbitan yang sama, 14 April 2022. Foto itu karya fotografer Alexei Maishev.
Keterangan foto yang disertakan tidak menyebut nama Eric Olson atau pejuang asing lain di acara itu.
Foto itu sesuai keterangan merekam saat tahanan Ukraina menghadiri acara peringatan mengenang korban meninggal di Republik Rakyat Luhansk akibat penembakan 2014.
Tim AFP menyatakan telah meminta keterangan tambahan ke Kementerian Pertahanan Rusia, namun tidak ada tanggapan.
Artikel di penjelasan periksafakta.afp.com, tidak menjelaskan apakah mereka menghubungi pihak Ukraina maupun AS dalam konteks ini.
Viral Bersamaan Menyerahnya Azovstal
Tribunnews.com mempublikasikan kabar yang viral di berbagai platform media sosial itu, bersamaan penyerahan pabrik Azovstal di Mariupol, pada 21 Mei 2022.
Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan pembebasan Azovstal, dan menyatakan sekurangnya 2.400 tentara dan militan meletakkan senjata dan menyerahkan diri tanpa syarat.
Pesan yang dibagikan antara lain kanal Telegram China Army, menyebutkan di antara tawanan itu terdapat Jenderal Eric Olson serta Letnan Kolonel John Bailey dari Inggris serta 4 instruktur NATO.
Eric Olson ini perwira senior NAVY Seal AS yang pernah menduduki Komandan Pasukan Komando AS di era Presiden Barrack Obama. Ia sudah pension beberapa tahun lalu.
Saat itu belum ada konfirmasi dan klarifikasi keberadaan Eric Olson di Azovstal ini dari pihak AS. Dari foto yang beredar, Olson mengenakan seragam tempur dan topi militer Ukraina.
Wajahnya terlihat kurus. Ia berjalan menunduk di belakang prajurit Rusia bersenjata yang di rompi antipelurunya dipasangi simbol “Z”.
Selain itu Komandan Brigade 36 Marinir Ukraina, Sergey Volynsky juga telah menyerahkan diri dan kini ditahan pasukan Rusia.
Dua pemimpin Brigade Neo Nazi Azov di Mariupol, Denis Prokopenko (Radish) sebagai komandan batalyon dan wakilnya, Svyatoslav Palamar (Kalina), juga sudah diamankan.
Keduanya dan beberapa elite Azov dibawa menggunakan kendaraan lapis baja pasukan Rusia, dan dipindahkan ke lokasi penahanan khusus.
Dari video yang dibagikan Kementerian Pertahanan Rusia, sejumlah tentara dan militan yang menyerah memperlihatkan tato simbol Azov dan Nazi di tubuhnya.
Termasuk simbol SS dan “tengkorak”, simbol pasukan khusus Wafen SS Jerman yang popular di Perang Dunia II.
Pensiunan Komandan Pasukan Komando AS
Data di Wikipedia menunjukkan, Eric Thor Olson lahir 24 Januari 1952 terakhir menjabat Komandan Komando Operasi Khusus ke-8 (USSOCOM) dari 2 Juli 2007 hingga 8 Agustus 2011.
Sebelumnya menjabat Wakil Komandan Komando Operasi Khusus dari 2003 hingga Juli 2007. Olson adalah Navy SEAL pertama berpangkat bintang tiga dan kemudian bintang empat.
Ia perwira angkatan laut pertama yang menjadi komandan kombatan USSOCOM. Dia menggantikan Jenderal Angkatan Darat Bryan D Brown pada 2007.
Brown dan Olson telah bertugas bersama di kantor pusat SOCOM di Tampa, Florida, selama empat tahun.
Dia pensiun dari tugas aktif pada 22 Agustus 2011 setelah lebih dari 38 tahun mengabdi. Dia menyerahkan komando SOCOM kepada Laksamana William H McRaven pada hari yang sama.
Pengepungan Sebulan Penuh
Komplek pabrik baja Azovstal diblokade pasukan Rusia dari segala rute sejak satu bulan lalu. Komplek itu jadi kubu terakhir pasukan Ukraina di Mariupol.
"Kelompok terakhir dari 531 militan menyerah hari ini," kata juru bicara militer Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov, dalam sebuah pernyataan.
Dia menambahkan total 2.439 Nazi Azov dan prajurit Ukraina telah meletakkan senjata mereka sejak 16 Mei. Kompleks Azovstal sekarang berada di bawah kendali angkatan bersenjata Rusia.
Azov dan sisa-sisa pasukan reguler Ukraina mundur ke pabrik baja yang luas di pantai Mariupol, di mana mereka benar-benar dikepung pada 21 April.
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan militer untuk tidak menyerbu kompleks itu tetapi memblokadenya “agar seekor lalat pun tidak bisa masuk ke dalam”.
Rusia membombardir komplak pabrik baja yang dibangun era Soviet, dan memaksa para militan untuk menyerah.
Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu melaporkan ke Presiden Vladimir Putin terkait keberhasilan penyelesaian operasi di Azovstal.
Dia juga mengatakan komandan Azov harus diangkut dengan mobil lapis baja untuk keselamatannya.
Penduduk Mariupol yang tersisa dikhawatirkan akan membalas dendam terhadapnya atas berbagai kekejaman yang pernah dilakukan.
Dalam sebuah video yang dirilis di media sosial pada hari sebelumnya, Wakil Komandan Batalyon Azov, Svyatoslav “Kalyna” Palamar membantah dia telah meninggalkan pabrik.
Ia mengaku sedang melakukan “operasi tertentu” yang rinciannya tidak bisa dia ungkapkan. Palamar berterima kasih kepada "dunia" dan Ukraina atas dukungannya.
Setelah kelompok pertama gerilyawan menyerah pada hari Senin, pemerintah di Kiev mengumumkan "berakhirnya operasi tempur" di Mariupol.
Mereka memerintahkan pasukannya di Azovstal untuk menyelamatkan nyawa mereka. Presiden Volodymyr Zelensky menarasikan proses itu “misi evakuasi” yang diawasi militer Ukraina.
Pernyataan Zelensky itu tidak berdasr fakta. Proses penyerahan diri Azovstal tidak melibatkan PBB maupun ICRC, sebagaimana klaimnya.
Baik Ukraina dan sebagian besar media barat menghindari penggunaan kata "menyerah" di pemberitaan Azovstal.
Bahkan ketika militer Rusia menerbitkan video yang secara jelas menunjukkan para militan meletakkan senjata mereka.(Tribunnews.com/TelegramRussiaMoD/RussiaToday/xna)