TRIBUNNEWS.COM - Dua jurnalis media berita internasional, Reuters, terluka dan seorang pengemudi tewas setelah kendaraan yang mereka tumpangi diserang.
Dikutip dari Al Jazeera, fotografer Alexander Ermochenko dan juru kamera Pavel Klimov mendapatkan serangan saat menuju ke Severodonetsk, Ukraina pada Jumat (3/6/2022).
Rombongan itu menumpangi mobil yang disediakan oleh pasukan yang didukung Rusia.
Mereka diserang di bagian jalan yang dikuasai Rusia antara Severodonetsk dan Kota Rubizhne.
Mereka dibawa ke rumah sakit di Rubizhne di mana mereka menerima perawatan awal.
Baca juga: Presiden Prancis: Putin Lakukan Kesalahan Bersejarah di Ukraina, tapi Rusia Tak Boleh Dipermalukan
Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina Dinilai Berubah Jadi Perang Gesekan
Baca juga: Amerika Serikat Kembali Tambahkan Entitas Rusia ke Daftar Sanksi, Termasuk Pabrik Pesawat Irkuts
Ermochenko mengalami luka kecil akibat pecahan peluru dan Klimov patah lengan.
Reuters mengatakan tidak dapat segera menetapkan identitas pengemudi, yang telah ditugaskan oleh separatis untuk perjalanan pelaporan.
Intelijen Ukraina Hubungi Pejuang Azovstal yang Ditangkap
Badan intelijen Ukraina sedang berkomunikasi dengan para pejuang pabrik baja Azovstal yang ditangkap.
Kyiv melakukan semua yang dapat dilakukan untuk memastikan pembebasan mereka, kata Menteri Dalam Negeri Ukraina Denys Monastyrskiy.
"Melalui mereka (layanan intelijen) kami belajar tentang kondisi penahanan, nutrisi dan kemungkinan pembebasan mereka," kata Monastyrskiy di televisi Ukraina.
"Kita semua tahu bahwa mereka semua akan berada di sini, di Kyiv, dan kami melakukan segala yang mungkin untuk melakukannya."
Jepang akan Hadiri KTT NATO
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida kemungkinan akan menghadiri pertemuan puncak para pemimpin dari NATO.
Pertemuan itu diadakan untuk memacu koordinasi dengan Barat atas invasi Rusia ke Ukraina, Kyodo News melaporkan.
Langkah itu akan menandai sikap agresif yang luar biasa bagi seorang pemimpin Jepang meskipun Kishida telah berulang kali mengutuk Rusia atas "kejahatan perang" terhadap Ukraina.
KTT NATO berlangsung pada 29-30 Juni di ibukota Spanyol Madrid, kemungkinan tumpang tindih dengan kampanye menjelang pemilihan di Jepang pada 10 Juli.
Pertempuran Sengit di Severodonetsk
Kantor berita Reuters melaporkan pertempuran sengit di Severodonetsk pada Sabtu pagi waktu setempat.
Rusia telah memperkuat pasukannya dan menggunakan artileri untuk melakukan operasi penyerangan di kota itu, kata Reuters, mengutip militer Ukraina.
Tetapi pasukan Rusia telah mundur setelah upaya yang gagal untuk maju di kota terdekat Bakhmut, tambahnya.
Sekjen PBB Serukan Diakhirinya Kekerasan
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres telah menyerukan diakhirinya segera kekerasan.
Hal ini dikatakan Guterres dalam sebuah pernyataan untuk menandai 100 hari sejak Rusia mengirim pasukannya ke Ukraina.
Guterres menambahkan PBB siap mendukung upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik.
Baca juga: Ukraina Tuduh Rusia Mainkan ‘Hunger Games’, Krisis Pangan Ancam Ratusan Juta Jiwa
Baca juga: Zelensky Akhirnya Akui Militer Rusia Telah Kuasai 20 Persen Wilayah Ukraina
Baca juga: Perusahaan Pertahanan Rusia Kirimkan 2S3M Akatsiya Howitzer Self-propelled ke Belarus
"Saat kita menandai hari yang tragis ini, saya memperbarui seruan saya untuk segera menghentikan kekerasan, untuk akses kemanusiaan yang tidak terbatas kepada semua yang membutuhkan, untuk evakuasi warga sipil yang aman yang terperangkap di daerah pertempuran dan untuk perlindungan mendesak warga sipil dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. sesuai dengan norma internasional," kata Guterres.
"Seperti yang saya tekankan dari awal, penyelesaian konflik ini membutuhkan negosiasi dan dialog," lanjutnya.
Menurut Guterres, semakin cepat para pihak terlibat dalam upaya diplomatik dengan itikad baik untuk mengakhiri perang, maka semakin baik untuk Ukraina, Rusia dan dunia.
"PBB siap mendukung semua upaya tersebut," katanya.
Zelensky Bicara soal Militer Rusia
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menepis bahaya yang ditimbulkan oleh militer Rusia.
Menurut Zelensky militer Rusia awalnya terlihat mengancam dan berbahaya, tetapi sekarang tidak demikian.
"Awalnya terlihat mengancam. Kemudian berbahaya. Dan sekarang mungkin hanya senyum pahit," katanya dalam video malamnya.
"Karena apa yang tersisa? Kejahatan perang, rasa malu dan kebencian," lanjutnya.
Dia sebelumnya menjanjikan kemenangan rakyatnya, dalam sebuah video yang dirilis untuk menandai 100 hari sejak invasi Rusia.
"Kemenangan akan menjadi milik kita," kata Zelenskyy, seraya menambahkan bahwa dia mengharapkan lebih banyak kabar baik tentang pengiriman senjata.
Baca juga artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Rica Agustina)