TRIBUNNEWS.COM, AUSTRALIA - Australia bersikeras pesawat patroli mereka berada di wilayah udara internasional ketika sebuah jet tempur China mencegatnya dan melepaskan awan strip aluminium kecil yang dikenal sebagai chaff.
Perdana Menteri Anthony Albanese menanggapi dengan singkat ketika ditanya tentang ketegangan China dengan Australia atas insiden 26 Mei tersebut, yang oleh Pemerintah Australia digambarkan sebagai aksi "sangat berbahaya".
"Insiden ini terjadi di wilayah udara internasional. Stop total (melakukan hal itu)," kata Albanese pada konferensi pers, seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (8/6/2022).
Baca juga: Australia Tuduh Jet Tempur China Cegat Pesawat Pengintainya dengan Manuver Berbahaya
Juru bicara Kementerian Pertahanan China Tan Kefei mengatakan pada Selasa (7/6/2022) bahwa pesawat patroli anti-kapal selam P-8A Australia mendekati wilayah udara Kepulauan Paracel yang disengketakan, yang dikenal sebagai Xisha di China, di Laut China Selatan.
Menurut Tan, China "mengeluarkan peringatan untuk mengusirnya".
Dia menuduh pesawat patroli militer Australia mengancam kedaulatan dan keamanan China, dan pemerintah negeri kanguru menyebarkan "informasi palsu".
Australia mengatakan, jet tempur China memotong di depan pesawat patroli dan melepaskan chaff, beberapa di antaranya masuk ke dalam mesin P-8A milik militer Australia.
Chaff dirancang untuk membingungkan rudal berpemandu radar.
Sumber: Channel News Asia/Kontan.co.id