News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PBB Serukan Target Penghapusan Pekerja Anak Tahun 2025

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bocah bernama Rozaq (paling depan) ini menuntun langkah kedua orangtuanya yang tuna netra yakni Iwan Ertanto (kiri) dan ibunya, Titik Wuryani serta si bungsu Ridwan, saat berangkat mengamen karaoke, Jumat (24/5/2013). Nestapa pekerja anak.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Saat ini ada 1,5 juta anak di dunia yang tidak mendapatkan akses bantuan tunai untuk anak mau pun keluarga. 

Lalu hanya 26,4 persen anak di dunia yang memiliki akses terhadap perlindungan sosial. Hal ini disampaikan oleh Programmer Officer ILO yaitu Irham Ali Saifudin.

Di sisi lain, berdasarkan simulasi terakhir dibikin Organisasi Perburuhan Internasional atau ILO, pekerja anak berpotensi bertambah menjadi 15,1 juta di antaran tahun 2020-2022. 

Karenanya, setelah tahun 2021, ditetapkan sebagai tahun Internasional Penghapusan Pekerja Anak oleh PBB, dalam Konferensi Global Penghapusan Pekerja Anak yang kelima.

Diadakan di Durban Afrika Selatan tanggal 15-20 mei pada tahun 2022. Dalam konferensi tersebut menghasilkan seruan Durban untuk penghapusan pekerja anak.

Baca juga: Dea Ananda Akhirnya Lahirkan Anak Perempuan, Diberi Nama Sanne El Azhar

Konferensi ini juga bertujuan untuk meneguhkan langkah-langkah penghapusan pekerja anak sehingga bisa menargetkan target global untuk menghapuskan pekerja anak pada tahun 2025 nanti. 

Dalam seruan tersebut, ada enam poin yang disampaikan.

Pertama, komitmen dunia untuk mewujudkan kerja layak bagi semua orang.

Kedua, komitmen dunia mengakhiri pekerja anak di sektor pertanian.

Ketiga penguatan dan pencegahan pekerja anak melalui kebijakan berbasis data. 

Keempat, penguatan akses pendidikan bagi anak, termasuk di dalamnya pelatihan. Kemudian yang kelima, penguatan akses universal perlindungan sosial. 

Keenam adalah memperkuat pekerja finansial dan internasional sebagai upaya penghapusan pekerja anak dan kerja paksa.

Di sisi lain, ILO memperkirakan bahwa penguatan di beberapa lini dapat mengurangi potensi risiko bertambahnya pekerja anak di dunia.

"Seperti akses pendidikan dan kesehatan. Lalu jaminan kehilangan pekerjaan. Serta kebijakan yang pro terhadap rumah tangga dan kebijakan perlindungan sosial," ungkapnya pada acara Save The Children Indonesia secara virtual, Rabu (15/6/2022).
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini