TRIBUNNEWS.COM - Anak-anak yang lahir di wilayah Kherson Ukraina sejak 24 Februari 2022 secara otomatis akan menerima kewarganegaraan Rusia.
Dilansir The Guardian, Wakil Kepala Administrasi Militer-sipil Kirill Stremousov yang diberlakukan Rusia di wilayah Kherson yang diduduki, mengklaim ribuan warga di wilayah itu mengajukan permohonan kewarganegaraan Rusia.
“Anak-anak yang lahir setelah 24 Februari di wilayah Kherson akan secara otomatis menerima kewarganegaraan Federasi Rusia,” kata Stremousov kepada kantor berita Rusia RIA Novosti, dikutip New York Times.
Baca juga: UPDATE Serangan Rusia ke Ukraina Hari ke-114, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi
Baca juga: Co-Sherpa G20 RI Bantah Undang Ukraina Sebab Tekanan Negara Lain
Pernyataannya mengacu pada tanggal invasi Rusia ke Ukraina.
Anak yatim juga akan terdaftar sebagai warga negara Rusia, katanya.
Migran Rusia secara ilegal menempati rumah kosong warga Ukraina
Dikutip New York Times, ini adalah bagian dari upaya yang lebih luas oleh Moskow untuk mengintegrasikan wilayah pendudukan dengan Rusia.
Wakil menteri pertahanan Ukraina, Hanna Maliar, mengatakan bahwa pasukan Rusia jelas bergerak untuk membuat kehadiran mereka di Kherson permanen.
“Rusia telah mengintensifkan pergerakan keluarga pasukan pendudukan Rusia ke permukiman Ukraina yang direbut oleh agresor Rusia, termasuk kota Kherson,” katanya pada konferensi pers Kamis (16/6/2022).
"Para pendatang baru, atau yang disebut 'imigran Rusia', secara ilegal pindah ke rumah dan apartemen kosong warga Ukraina yang telah melarikan diri."
Tetapi ada tanda-tanda bahwa gerilyawan dan loyalis Ukraina yang tinggal di daerah-daerah pendudukan memperumit rencana Kremlin.
Baca juga: Diplomat Rusia Ungkap Sikap Ukraina Hingga Negosiasi Buntu, Tak Ada Upaya Cari Perdamaian
Baca juga: Joe Biden Tambah Bantuan Senjata Rp 15 Triliun Untuk Ukraina
Zelensky: Rusia secara ilegal membawa 200 ribu anak ke Moskow
Ukraina telah berulang kali menuduh Rusia menculik anak-anak dari wilayahnya dan memindahkan mereka ke Rusia.
Presiden Volodymyr Zelensky menuduh Rusia secara ilegal membawa sekitar 200.000 anak ke Rusia sejak awal perang.
Jumlah itu, katanya dalam pidato bulan lalu, termasuk anak-anak dari panti asuhan, anak-anak yang dibawa bersama orang tuanya, dan mereka yang terpisah dari keluarganya.
“Tujuan dari kebijakan kriminal ini bukan hanya untuk mencuri orang, tetapi membuat mereka yang dideportasi melupakan Ukraina dan tidak bisa kembali lagi,” katanya.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)