Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Inflasi konsumen tahunan Jepang pada bulan Mei melampaui target yang telah ditetapkan Bank Sentral Jepang (BOJ). Hal tersebut berdasarkan data yang diterbitkan pada Jumat (24/6/2022).
Data tersebut bertolak belakang dengan pernyataan BOJ yang menyebut kenaikan harga baru-baru ini hanya bersifat sementara dan tidak menjamin penarikan stimulus moneter.
Namun dengan pertumbuhan upah yang lemah, banyak analis memperkirakan BOJ akan tetap fokus untuk mendorong perekonomian yang lesu daripada melawan inflasi dengan menaikkan suku bunga.
Baca juga: Kenaikan Harga Pangan Dorong Inflasi Inggris Sebesar 9,1 Persen
Data menunjukkan indeks harga konsumen (CPI) Jepang naik 2,1 persen pada Mei tahun ini dibanding dari tahun sebelumnya, sesuai dengan perkiraan pasar.
Namun ini berada di atas target BOJ untuk bulan kedua secara berturut-turut, yaitu sebesar 2 persen, menyusul inflasi di bulan April yang mencapai 2,1 persen dan merupakan laju kenaikan tercepat dalam tujuh tahun.
Core CPI, yang mengecualikan biaya makanan dan bahan bakar, naik 0,8 persen di bulan Mei dari tahun sebelumnya, setelah naik dengan laju yang sama di bulan April.
"Harga pangan naik cukup signifikan bahkan ketika pertumbuhan upah tetap lambat. Ini dapat merugikan konsumsi dan membuat pengecer ragu-ragu untuk membebankan biaya lebih lanjut kepada konsumen," kata ekonom senior di Shinkin Central Bank Research Institute, Takumi Tsunoda.
Tsunoda menambahkan, ia tidak berpikir inflasi konsumen akan mencapai 3 persen.
"Saya tidak berpikir inflasi konsumen inti akan mencapai 3 persen kecuali harga barang dan jasa harian yang lebih luas naik," tambahnya.
Sementara kenaikan harga bahan bakar tetap menjadi pendorong utama kenaikan CPI. Laju kenaikan harga energi year-to-year melambat menjadi 17,1 persen di bulan Mei, dari sebelumnya 19,1 persen di bulan April.
Sedangkan untuk harga makanan, tidak termasuk sayur, daging dan ikan, naik 2,7 persen di bulan Mei. Kenaikan ini menjadi yang tercepat sejak tahun 2015.
Baca juga: Bank Sentral Brasil Targetkan Inflasi Sekitar 3,25 Persen pada 2023
Naiknya harga bahan bakar dan pangan, yang diperparah oleh invasi Rusia ke Ukraina dan pelemahan nilai mata uang Yen yang meningkatkan biaya impor, diperkirakan oleh para analis akan membuat inflasi konsumen inti Jepang berada di atas target 2 persen BOJ untuk sebagian besar tahun ini.
Namun tidak banyak yang dapat mendukung BOJ, karena konsumen rumah tangga menghadapi kenaikan biaya hidup dan pertumbuhan upah yang lambat.
Gubernur BOJ, Haruhiko Kuroda telah berulang kali mengatakan bank sentral akan menjaga kebijakan moneter super longgar hingga permintaan domestik kembali kuat dan pertumbuhan upah semakin meningkat.