Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, COLOMBO - Delegasi tingkat tinggi yang mewakili Departemen Keuangan dan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) dijadwalkan mengunjungi Sri Lanka pada 26 hingga 29 Juni ini.
Pernyataan tersebut disampaikan Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Sri Lanka pada Sabtu kemarin.
Dikutip dari laman www.dailymirror.lk, Minggu (26/6/2022), anggota delegasi yang akan diutus di antaranya Deputi Asisten Menteri Keuangan untuk Asia Robert Kaproth dan Asisten Deputi Menteri Luar Negeri untuk Asia Selatan dan Tengah Kelly Keiderling.
"Nantinya, mereka akan bertemu dengan berbagai perwakilan politik, ekonom, dan organisasi internasional Sri Lanka," kata kedutaan itu dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Sri Lanka Terima Kiriman Kedua Bantuan Kemanusiaan dari India
Dalam keseluruhan pertemuan, mereka tidak hanya akan mengeksplorasi cara paling efektif bagi AS untuk mendukung warga Sri Lanka yang membutuhkan.
Namun juga mendorong upaya agar warga Sri Lanka bisa menyelesaikan krisis ekonomi saat ini, serta memastikan perencanaan Sri Lanka untuk ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif untuk masa depan.
"Kunjungan ini menggarisbawahi komitmen berkelanjutan kami terhadap keamanan dan kemakmuran rakyat Sri Lanka. Seiring warga Sri Lanka yang kini menanggung beberapa tantangan ekonomi terbesar dalam sejarah mereka, upaya kami untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan memperkuat institusi demokrasi tidak pernah lebih kritis," kata Duta Besar AS untuk Sri Lanka, Julie Chung.
Perlu diketahui, selama dua pekan terakhir, AS telah mengumumkan bantuan sebesar 120 juta dolar AS dalam pembiayaan baru untuk usaha kecil dan menengah Sri Lanka.
Tidak hanya itu, ada pula bantuan kontribusi 27 juta dolar AS untuk industri susu Sri Lanka dan 5,75 juta dolar AS dalam bantuan kemanusiaan untuk membantu mereka yang paling tedampak krisis ekonomi.
AS juga menggelontorkan 6 juta dolar AS dalam bentuk hibah baru untuk memberikan bantuan mata pencaharian kepada penduduk yang rentan, dan bantuan teknis untuk reformasi keuangan yang akan membantu menstabilkan ekonomi negara itu.
Baca juga: Bangkrut, Asosiasi Medis Sri Lanka Surati Perdana Menteri Soal Pajak Tembakau dan Alkohol
Dalam beberapa bulan mendatang, negara itu akan terus mendukung Sri Lanka saat mereka menghidupkan kembali ekonomi mereka, memerangi kerawanan pangan, dan mempromosikan kesehatan serta pendidikan masyarakat.
Negara yang dipimpin Presiden Joe Biden itu juga sangat mendukung keputusan Sri Lanka untuk mencari bantuan dari International Monetary Fund (IMF) yang dapat memberikan resolusi paling tahan lama untuk krisis saat ini.
Sebelumnya, Duta Besar Sri Lanka untuk AS, Mahinda Samarasinghe telah bertemu dengan Presiden Joe Biden di Kantor Oval Gedung Putih, Washington.
Selama pertemuan yang dilakukan baru-baru ini, ia menyampaikan kepada Biden tentang situasi terkini di Sri Lanka.