Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, COLOMBO - Maskapai SriLankan Airlines mengangkut obat-obatan dan peralatan medis yang disumbangkan sejumlah negara untuk rumah sakit di Sri Lanka.
Sri Lanka saat ini menjadi negara bangkrut akibat gagal membayar utang luar negerinya.
Untuk itu, semua kekuatan negara tersebut dikerahkan untuk mengatasinya termasuk SriLankan Cares maskapai yang berada di bawah naungan SriLankan Airlines.
SriLankan Cares kini sedang melakukan pengangkutan obat-obatan esensial dan peralatan medis yang disumbangkan dunia internasional ke rumah sakit di Sri Lanka, tanpa memungut biaya pengiriman.
Langkah ini dilakukan tidak hanya bertujuan untuk memberikan bantuan tepat waktu terhadap rumah sakit yang berjuang mengatasi kekurangan obat saja.
Baca juga: Sri Lanka akan Gunakan Tambahan Dana 70 Juta Dolar AS Bantuan India untuk Impor Makanan
Namun, juga membantu pasien yang bergantung pada obat-obatan esensial melalui inisiatif bantuan.
Karena itu, SriLankan Cares akan terus menerbangkan pasokan medis darurat yang telah disumbangkan secara sukarela oleh para simpatisan dari seluruh penjuru dunia, termasuk Perancis, Indonesia, Inggris, Malaysia, Kuwait, dan Nepal.
Baca juga: Kondisi Ekonomi Sri Lanka Memburuk, Sektor Pariwisata akan Lakukan Apapun untuk Tetap Bertahan
Dikutip dari laman www.dailymirror.lk, Minggu (26/6/2022), pasokan medis ini akan diterbangkan bebas biaya pengiriman menggunakan maskapai SriLankan Airlines dan didistribusikan ke perusahaan medis seperti Rumah Sakit Lady Ridgeway untuk anak-anak secara berkelanjutan.
SriLankan Cares memfasilitasi proyek ini dengan mengatur logistik kiriman dari berbagai titik asal, serta memperoleh dokumen dan persetujuan yang diperlukan untuk membantu mempercepat proses.
Baca juga: Delegasi Tingkat Tinggi AS akan Kunjungi Sri Lanka Hari Ini
Corporate Social Responsibility (CSR) dari SriLankan Airlines ini telah berlangsung sejak beberapa waktu lalu untuk membantu mereka yang membutuhkan, terutama anak-anak.
Perlu diketahui, sektor perawatan kesehatan di Sri Lanka saat ini menghadapi kekurangan obat-obatan paling akut dalam sejarah negara itu dan membahayakan nyawa orang-orang yang bergantung pada layanannya.