TRIBUNNEWS.COM - Aparat kepolisian di Ibu Kota India, New Delhi menangkap seorang jurnalis Muslim Mohammed Zubair, Senin (27/6/2022).
Zubair diduga melukai sentimen agama yang disebut para kritikus sebagai contoh baru menurunnya kebebasan pers di India, selama di bawah pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi.
Dilansir Al Jazeera, Mohammed Zubair, salah satu pendiri situs web pengecekan fakta terkemuka di India, Alt News, telah lama berada di garis bidik Partai Bharatiya Janata (BJP) Modi.
Organisasinya yang tanpa henti membongkar berita palsu dan klaim palsu yang sebagian besar didorong oleh kelompok supremasi Hindu India.
Baca juga: Sri Lanka Terima Kiriman Kedua Bantuan Kemanusiaan dari India
Bulan ini, pemerintah Modi menghadapi salah satu krisis diplomatik terburuk dalam beberapa tahun terakhir setelah dua pejabat BJP membuat pernyataan yang menghina Nabi Muhammad dan istrinya Aisha.
Lebih dari selusin negara Muslim, termasuk anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC) yang memiliki ikatan kuat dengan New Delhi, mengutuk pernyataan itu dan menuntut permintaan maaf, memaksa BJP untuk mengeluarkan pernyataan langka yang mengatakan "menghormati semua agama".
Zubair, yang memiliki lebih dari setengah juta pengikut Twitter, mungkin adalah jurnalis pertama yang membagikan klip debat TV di saluran berita di mana juru bicara BJP Nupur Sharma membuat komentar menentang nabi.
Baca juga: Negara G7 Desak China dan India Turut Menghukum Rusia, Agar Perang di Ukraina Segera Berakhir
Meskipun dia tidak menyebutkan nama Sharma atau menandai namanya dalam tweetnya, dia mempertanyakan saluran berita hingga pemilik jaringan karena mengizinkan komentar yang menghasut itu.
“Saya lebih marah [dengan] pembawa berita karena mereka memberikan platform kepadanya. Setelah dia mengucapkan kata-kata itu, mereka bahkan tidak menghentikannya," kata Zubair kepada Al Jazeera selama wawancara telepon minggu lalu.
"Saya merasa sangat buruk, itulah sebabnya ketika saya men-tweet, saya tidak menyebut nama Nupur Sharma atau nama Twitternya tetapi sangat marah dengan pembawa berita dan saluran berita itu,” imbuhnya.
“Saya ingin memanggil mereka keluar. Saya sebenarnya menargetkan saluran berita," tuturnya.
Baca juga: Sri Lanka akan Gunakan Tambahan Dana 70 Juta Dolar AS Bantuan India untuk Impor Makanan
Dukungan untuk Zubair mengalir di Twitter
Ketika kontroversi semakin membesar menjadi krisis diplomatik besar, banyak pendukung BJP menuntut penangkapan Zubair dengan menjalankan tagar #ArrestZubair di Twitter.
Awal bulan ini, polisi mendakwa jurnalis berusia 39 tahun itu karena menyebut beberapa biksu Hindu sayap kanan sebagai “pembenci”.