TRIBUNNEWS.COM - Invasi Rusia di Ukraina yang dimulai 24 Februari 2022 masih berlangsung hingga saat ini.
Ribuan tentara telah tewas, miliaran dolar untuk senjata militer telah terbuang.
Seluruh kota pun telah menjadi sasaran pengeboman Rusia tanpa henti.
Sudah empat bulan, kampanye militer sengit Rusia di Ukraina terus berlanjut.
Berbagai pendapat tentang kapan perang akan berakhir pun muncul.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg telah memperingatkan bahwa perang bisa berlangsung selama bertahun-tahun.
Baca juga: Rudal Rusia Hantam Wilayah Odesa, 18 Orang Tewas, Termasuk Anak-anak
Sementara itu, badan-badan intelijen Barat dilaporkan mengatakan kemampuan tempur Rusia bisa habis dalam beberapa bulan mendatang.
Setelah mengalihkan fokusnya ke timur Ukraina, Rusia telah merebut hampir semua provinsi Luhansk dan kemungkinan akan melanjutkan upayanya hingga menguasai provinsi Donetsk lainnya.
Bersama-sama, kedua wilayah tersebut membentuk wilayah Donbas.
Pada hari Rabu (29/6/2022), Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan "tidak ada gunanya menetapkan tanggal akhir" untuk invasi Rusia di Ukraina.
Putin menambahkan bahwa tujuan invasinya tidak berubah yakni untuk "membebaskan" Donbas.
“Setelah gagal memasuki Kyiv dan pemindahan strategis pasukan Rusia dan menempatkan pusat gravitasi ke Ukraina timur, para jenderal Rusia memutuskan untuk pergi perlahan tapi tegas,” kata Konstantinos Loukopoulos, mantan letnan jenderal Yunani dan NATO, seperti dilansir Al Jazeera.
Pekan lalu, Ukraina memerintahkan pasukannya untuk mundur dari kota utama Severodonetsk, yang telah menjadi target serangan intens Rusia selama berminggu-minggu.
Sementara pasukannya mendorong untuk juga merebut kota terdekat Lysychansk, Rusia pada hari Kamis mengumumkan penarikan pasukannya dari Pulau Ular yang penting secara strategis.