TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, resmi mengundurkan diri sebagai kepala pemerintahan dan pemimpin Partai Konservatif.
Boris Johnson akhirnya mengikuti desakan para menteri dan anggota parlemen dari partainya untuk mundur, setelah sebelumnya bersikeras tetap menjabat.
Dalam pengunduran dirinya pada Kamis (7/7/2022) kemarin, Johnson berjanji tidak akan membuat kebijakan besar hingga ia menemukan penggantinya.
Lantas, siapa selanjutnya yang akan menduduki kursi Perdana Menteri Inggris?
Berikut sosok potensial yang bisa menggantikan Boris Johnson, menurut laporan CNN dan Reuters:
1. Rishi Sunak
Baca juga: Sosok 5 Calon Pengganti Boris Johnson sebagai PM Inggris, Rishi Sunak hingga Suella Braverman
Mantan Menteri Keuangan Inggris ini dipandang tepat untuk menggantikan Boris Johnson, setelah kinerjanya terhadap keuangan Inggris selama pandemi Covid-19 mendapat pujian.
Namun, popularitasnya menurun awal tahun ini, setelah istrinya kedapatan memiliki status pajak non-domisili di Inggris dan terungkap bahwa ia memegang kartu hijau AS saat menjabat menteri.
Elektabilitasnya semakin merosot dengan krisis biaya hidup yang melanda Inggris.
Usaha Sunak menekan inflasi yang melonjak, mendapat kritikan oleh partai oposisi karena dinilai lambat dan tidak tepat.
2. Sajid Javid
Javid adalah menteri kabinet pertama yang mengundurkan diri sebagai protes atas skandal Boris Johnson yang baru terungkap.
Diketahui, eks perdana menteri itu mempromosikan seorang anggota Partai Konservatif yang tersandung kasus pelecehan seksual.
Mantan bankir ini telah menduduki berbagai jabatan di kabinet, dan terakhir sebagai Menteri Kesehatan.
Dia mengundurkan diri sebagai menteri keuangan kabinet Johnson pada 2020.
Javid merupakan keturunan imigran Muslim Pakistan.
Pengagum Margaret Thatcher ini menempati posisi keempat dalam Pemilihan Pemimpin Partai Konservatif Britania Raya 2019 untuk menggantikan mantan Perdana Menteri Theresa May.
3. Liz Truss
Sekretaris Negara untuk Urusan Luar Negeri ini merupakan salah satu politisi Partai Konservatif yang terkemuka.
Truss secara teratur menduduki puncak jajak pendapat anggota partai yang dilakukan oleh situs web Conservative Home.
Dia menghabiskan dua tahun pertama jabatan perdana menteri Johnson sebagai sekretaris perdagangan internasional dan tahun lalu ditunjuk sebagai negosiator utama Inggris dengan Uni Eropa.
Truss sekarang bertanggung jawab untuk berurusan dengan Uni Eropa atas aturan perdagangan pasca-Brexit untuk Irlandia Utara.
4. Penny Mordaunt
Penny Mordaunt yang menjabat sebagai Menteri Perdagangan ini juga menjadi salah satu nama yang dinilai bisa duduk di kursi perdana menteri.
Jajak pendapat anggota partai yang diterbitkan akhir pekan lalu oleh situs web Conservative Home, menempatkannya sebagai pilihan favorit kedua, di belakang Menteri Pertahanan saat ini Ben Wallace.
Mordaunt pertama kali masuk parlemen pada 2010 dan kemudian bergabung dengan kabinet di bawah Theresa May, menjabat sebagai menteri pembangunan dan pertahanan internasional.
5. Tom Tugendhat
Mantan perwira militer Inggris yang mengepalai Komite Pemilihan Urusan Luar Negeri, Tom Tugendhat, merupakan salah satu kritikus Johnson yang paling kuat.
Ia juga blak-blakan mengaku ingin menjabat sebagai perdana menteri.
Pada Kamis kemarin, ia meluncurkan kampanye untuk menjadi perdana menteri selanjutnya.
Meskipun tidak memiliki pengalaman kabinet atau kabinet bayangan, Tugendhat mengesankan rekan-rekannya dengan keterampilan pidato dan keseriusannya, terutama ketika dia berbicara tentang jatuhnya Afghanistan.
Dia masuk parlemen pada 2010 setelah bertugas di perang Irak dan Afghanistan.
6. Nadhim Zahawi
Kurang dari dua hari setelah dia diangkat menjadi Menteri Keuangan menggantikan Sunak, Nadhim Zahawi secara terbuka meminta Johnson untuk mengundurkan diri.
Zahawi lahir di Irak dari orang tua Kurdi dan datang ke Inggris pada usia 9 tahun, ketika keluarganya melarikan diri dari rezim Saddam Hussein.
Dia diyakini sebagai salah satu politisi terkaya di House of Commons dan membantu mendirikan perusahaan jajak pendapat YouGov.
Pekerjaan terakhirnya adalah sebagai sekretaris pendidikan.
Zahawi mengatakan pekan lalu akan menjadi "hak istimewa" untuk menjadi perdana menteri pada tahap tertentu.
7. Jeremy Hunt
Baca juga: Anggota Parlemen Konservatif Inggris Sebut Boris Johnson Toxic dan Harus Diganti
Mantan Menteri Luar Negeri Inggris ini ada di urutan kedua setelah Johnson dalam Pemilihan Pemimpin Partai Konservatif Britania Raya 2019.
Hunt dikenal dengan gaya kepemimpinan yang serius dan tidak terlalu kontroversial, dibanding Johnson.
Selama dua tahun terakhir, Hunt telah menggunakan pengalamannya sebagai mantan sekretaris kesehatan untuk memimpin komite pemilihan kesehatan parlemen dan tidak ternoda dengan menjabat di pemerintahan saat ini.
Awal tahun ini, dia mengaku ambisinya untuk menjadi perdana menteri "belum sepenuhnya hilang".
Hunt gagal menggulingkan Johnson dalam mosi tidak percaya bulan lalu, karena dimenangkan oleh mantan perdana menteri itu.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)