Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA – Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan peringatan bahwa sanksi lanjutan terhadap Moskow atas perang di Ukraina berisiko memicu bencana kenaikan harga energi bagi konsumen di seluruh dunia.
“Seruan Barat untuk mengurangi ketergantungan pada energi Rusia telah membuat pasar global bergejolak dengan lonjakan minyak dan gas,” kata Putin saat berbicara kepada para pemimpin industri minyak dan gas Rusia.
Dilansir dari Aljazeera, Minggu (10/7/2022) pelanggan dari Uni Eropa ingin menghentikan pasokan gas Rusia, sedangkan para pemimpin kelompok tujuh (G7) ingin mengeksplorasi batas harga pada bahan bakar fosil Rusia, termasuk minyak.
Baca juga: Putin Tantang Negara Barat Berperang, ‘Biarkan Mereka Mencoba’
“Pembatasan sanksi terhadap Rusia menyebabkan lebih banyak kerusakan pada negara-negara yang memberlakukannya,” kata Putin kepada tokoh industri termasuk Kepala Eksekutif Rosneft Igor Sechin dan Wakil Perdana Menteri Alexander Novak.
“Pemberian sanksi lebih lanjut dapat menyebabkan konsekuensi yang lebih parah, bahkan dapat menimbulkan bencana di pasar energi global,” imbuhnya.
Invasi Putin pada 24 Februari di Ukraina dan pengenaan sanksi oleh Barat dalam sejarah modern telah merusak asumsi pasar energi dan komoditas, di samping itu juga menghambat pertumbuhan ekonomi global.
Energi adalah salah satu area di mana Kremlin masih memegang kendali. Oleh karena itu, Jerman khawatir apabila Rusia memotong pasokan energi ke negaranya.
Rusia adalah pengekspor minyak terbesar kedua di dunia setelah Arab Saudi, pengekspor gas alam terbesar di dunia dan pengekspor gandum terbesar di dunia. Eropa mengimpor sekitar 40 persen gasnya dan 30 persen minyaknya dari Rusia.
Sebelumnya, Gazprom telah memangkas kapasitas melalui pipa Nord Stream 1 menjadi hanya 40 persen, dengan alasan keterlambatan pengembalian peralatan yang dilayani oleh Siemens Energy Jerman di Kanada karena sanksi.
Di sisi lain, Konsorsium Pipa Kaspia (CPC), yang membawa sekitar 1 persen minyak global, diperintahkan oleh pengadilan Rusia untuk menangguhkan operasi pada hari Selasa (5/7/2022).
“Kami tahu bahwa Eropa sedang mencoba untuk menggantikan sumber energi Rusia. Namun, kami berharap hasil dari tindakan tersebut adalah kenaikan harga gas di pasar spot dan peningkatan biaya sumber daya energi untuk konsumen akhir,” ujar Putin.
Baca juga: Tidak Minta ke Barat, Presiden Sri Lanka Memohon ke Vladimir Putin Kirim BBM untuk Rakyatnya
Dalam beberapa bulan terakhir, Rusia telah memutus aliran gas ke Bulgaria, Polandia, Finlandia, termasuk juga pemasok Denmark Orsted, perusahaan Belanda Gasterra dan Shell, setelah mereka semua menolak permintaan untuk beralih ke pembayaran dalam rubel sebagai tanggapan atas sanksi Eropa.
“Kami harus merasa percaya diri, tetapi Anda harus melihat risikonya, dan saat ini risikonya masih ada,” pungkas Putin.