TRIBUNNEWS.COM - Korban tewas akibat insiden terkait hujan selama sebulan terakhir telah meningkat menjadi 147 karena hujan monsun terus melanda Pakistan, memicu banjir bandang di beberapa bagian negara itu, kata para pejabat.
Dilansir Al Jazeera,Otoritas Penanggulangan Bencana Nasional mengatakan 88 wanita dan anak-anak termasuk di antara yang tewas.
"Hujan monsun juga merusak rumah, jalan, jembatan dan pembangkit listrik di seluruh negeri," kata pejabat terkait.
Situasinya sangat mengerikan di kota pelabuhan utama selatan Karachi, yang terbesar di negara itu.
Seluruh lingkungan terendam pada Senin (11/7/2022).
Ini membuat para penumpang kapal terdampar di beberapa tempat atau mencoba untuk melewati air setinggi lutut dengan berjalan kaki atau bersepeda.
Baca juga: Gejolak Harga Minyak Mentah Kerek Naik Inflasi Negara Pakistan, Melesat 21,32 Persen pada Bulan Juni
Terendam banjir, warga terpaksa tinggalkan mobil di jalan
Beberapa warga mengatur perahu untuk memindahkan mereka ke tempat yang lebih aman.
“Saat ini situasinya seperti ini sehingga kami harus bepergian dengan perahu daripada kendaraan karena jalanan tergenang air,” kata salah seorang warga, Abdul Raheem.
Beberapa warga Karachi mengatakan mereka terpaksa meninggalkan mobil mereka di jalan yang terendam air dan berjalan melewati air setinggi pinggang.
Pihak berwenang memanggil pasukan paramiliter untuk membantu upaya mengalirkan air dari jalan-jalan yang banjir dan mengevakuasi orang.
Banjir melanda beberapa provinsi di Pakistan
Hujan hampir dua kali lebih deras dari rata-rata hujan pada saat ini sepanjang tahun.
Curah hujan deras mulai pada pertengahan Juni, awalnya menyebabkan kekacauan di barat daya provinsi Balochistan, di mana 63 orang telah tewas sejauh ini.
Baca juga: 20 Kasus yang Diduga Cacar Monyet atau Monkeypox di Pakistan Dinyatakan Negatif
Di provinsi Sindh, di mana Karachi adalah ibu kotanya, badan pengendalian bencana mengatakan sedikitnya 26 orang tewas.
Hujan deras juga melanda ibu kota nasional Islamabad dan provinsi Punjab timur.
Ratusan orang kehilangan tempat tinggal setelah rumah mereka runtuh karena hujan dan banjir, katanya, seraya menambahkan bahwa delapan bendungan jebol akibat hujan lebat.
Di provinsi Khyber Pakhtunkhwa barat laut, dua orang, termasuk seorang anak berusia enam tahun, meninggal dan empat lainnya terluka ketika rumah mereka runtuh karena hujan, menurut sebuah pernyataan resmi selama akhir pekan.
Perubahan iklim jadi penyebab hujan deras di Pakistan
Para ahli mengatakan perubahan iklim adalah penyebab hujan yang lebih deras dari rata-rata di Pakistan.
Setiap tahun, banyak kota di Pakistan berjuang dengan banjir muson tahunan, menuai kritik tentang perencanaan pemerintah yang buruk.
Baca juga: Pakistan Konfirmasi Kasus Pertama Covid-10 Varian Omicron, Ditemukan di Karachi
Musim hujan ini berlangsung dari Juli sampai September dan para ahli mengatakan hujan sangat penting untuk mengairi tanaman dan mengisi bendungan dan waduk air lainnya di Pakistan.
Pada 2010, banjir terburuk dalam ingatan mempengaruhi 20 juta orang di Pakistan.
Tercatat kerusakan infrastruktur mencapai miliaran dolar dan petak besar tanaman hancur karena seperlima dari negara itu terendam.
Berita lain terkait dengan Cuaca ekstrim
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)