Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ledakan bom terjadi di dekat pusat perbelanjaan, usat komersial Yangon, Myanmar, Selasa (12/7/2022).
Akibat ledakan bom tersebut, dua orang tewas dan sebelas lainnya terluka.
Dilansir AFP, sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan yang terjadi.
Ledakan terjadi pada sore hari, saat negara itu menandai hari libur umum untuk festival Buddhis.
"Ketika kami tiba di sana, orang-orang yang terluka berserakan dan ada darah di pinggir jalan," kata seorang anggota tim penyelamat kepada AFP.
Baca juga: KBRI Yangon Serahkan Bantuan untuk Myanmar pada MRCS
"Menurut informasi yang kami kumpulkan, sebelas orang terluka dan dua tewas," lanjut petugas yang enggan disebut namanya.
Negara Asia Tenggara itu telah berada dalam kekacauan sejak kudeta tahun lalu, dengan "Pasukan Pertahanan Rakyat" (atau disebut PDF) yang menyatakan diri menargetkan militer dan pejabat atau organisasi yang dianggap bekerja dengan junta.
Tidak ada kelompok yang segera mengaku bertanggung jawab atas serangan hari Selasa itu, dan seorang juru bicara junta tidak dapat dimintai komentar.
Baca juga: Aparat Keamanan Myanmar Kepung dan Tangkap Demonstran di Yangon
Media lokal melaporkan bahwa dua orang telah meninggal di rumah sakit.
Tim penyelamat lain mengatakan mereka telah membawa enam orang ke rumah sakit dengan luka tidak serius.
Pada bulan Mei, ledakan di dekat halte bus di lingkungan Yangon yang sibuk, menewaskan satu orang dan melukai sembilan orang.
Baca juga: 14 Demonstran Anti Kudeta Militer Tewas Ditembak Polisi Myanmar di Distrik Yangon
Junta kemudian mengatakan bahwa bom itu meledak secara tidak sengaja dan bahwa korban telah melakukan kontak dengan kelompok-kelompok PDF yang telah dinyatakan sebagai "teroris".
Lebih dari 2.000 orang telah tewas dan sedikitnya 14.000 ditangkap dalam tindakan keras junta terhadap perbedaan pendapat sejak kudeta, menurut kelompok pemantau lokal.