TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah fakta muncul mengenai gembong narkoba Rafael Caro Quintero yang berhasil ditangkap pasukan Marinir Meksiko dengan bantuan anjing pelacak pada Jumat lalu.
Dalam rekaman yang dibagikan aparat, Rafael Caro Quintero tampak acak-acakan saat berjalan dengan tangan diborgol.
Rafael Caro Quintero merupakan raja narkoba terkenal yang masuk daftar 10 orang paling dicari FBI.
Dilansir The Sun, Caro Quintero merupakan salah satu pendiri Kartel Guadalajara pada akhir 1970an yang termasuk jajaran geng narkoba paling mematikan di Meksiko.
Ia memperdagangkan heroin dan kokain senilai jutaan dolar ke Amerika Serikat (AS).
Pria 69 tahun ini pernah dipenjara pada 1985 karena penculikan dan pembunuhan agen khusus Drug Enforcement Administration (DEA), Enrique "Kiki" Camarena
Baca juga: Gembong Narkoba Rafael Caro Quintero Berhasil Ditangkap di Meksiko, Ditemukan oleh Anjing Pelacak
Baca juga: SINOPSIS Escobar: Paradise Lost, Kisah Cinta Josh Hutcherson dengan Keponakan Gembong Narkoba
Alhasil ia dijatuhi hukuman 40 tahun penjara di Meksiko.
Caro Quintero memerintahkan pembunuhan itu karena Camarena terlibat dalam penggerebekan perkebunan ganja seluas 540 hektar bernama "Rancho Bufalo" di Meksiko utara tahun 1984.
Dalam penggerebekan tersebut, aparat gabungan AS dan Meksiko mendapatkan antara 2.500 dan 6.000 ton ganja, yang ketika itu disebut sebagai penyitaan ganja terbesar dalam sejarah.
Ini menyebabkan Caro Quintero merugi antara $3,2 miliar hingga $8 miliar menurut kurs saat ini, lapor The Wall Street Journal.
Forbes mencatat, Pemerintah AS mengklaim Caro Quintero menarik setidaknya $5 miliar per tahun.
Raja obat terlarang itu juga diyakini memerintahkan pembunuhan kepada penulis AS John Clay Walker dan mahasiswa dokter gigi Alberto Radelat pada tahun yang sama.
Sampai penangkapannya, Caro Quintero berada di daftar orang paling dicari FBI dan memiliki jaminan Rp298 miliar untuk kepalanya.
Ia dikabarkan pernah menawarkan untuk membayar utang negara Meksiko sebesar $80 miliar sebagai imbalan atas kebebasannya, lapor Forbes.