News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Iran Tuduh AS Hasut Ketegangan di Timur Tengah Lewat 'Iranophobia'

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Iran Ebrahim Raisi berpidato di Teheran, Senin (3/1/2022) untuk memeringati dua tahun pembunuhan Komandan Iran, Jenderal Qasem Soleimani di Irak dalam serangan oleh AS. Iran Tuduh AS Hasut Ketegangan di Timur Tengah Lewat 'Iranophobia'

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Iran menuduh Amerika Serikat mencoba menghasut ketegangan di Timur Tengah melalui “Iranophobia”.

Dilansir Al-Jazeera, tuduhan itu datang sehari setelah Joe Biden mengakhiri tur pertamanya di kawasan itu sebagai presiden AS.

"AS sekali lagi berusaha menciptakan ketegangan dan krisis di seluruh kawasan dengan mengandalkan kebijakan Iranophobia yang gagal," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani, dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu (17/7/2022).

Pernyataan itu mengatakan AS adalah negara pertama yang menyebarkan bom nuklir, yang terus-menerus mengganggu urusan negara lain.

Kemudian disbutkan, AS telah meluncurkan konflik bersenjata, dan telah menjual sejumlah besar senjata di seluruh kawasan.

Mengacu pada dukungan berkelanjutan Washington untuk musuh bebuyutan Iran, Israel, Kanani mengatakan AS adalah “aksesori utama untuk melanjutkan pendudukan di tanah Palestina, kejahatan harian rezim terhadap Palestina, dan apartheid”.

Komentar dari pemerintah Iran muncul setelah Biden mengunjungi Israel dan menyambangi Arab Saudi, perjalanan pertamanya sebagai presiden AS yang bertujuan untuk melawan pengaruh Iran di kawasan Timur Tengah.

Baca juga: Iran Masukkan 61 Orang AS dalam Daftar Hitam karena Dukung Organisasi Teroris

Pada pertemuan puncak di Jeddah yang mempertemukan enam anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC), serta Mesir, Yordania dan Irak, Biden berjanji kepada para pemimpin Arab bahwa Washington tidak akan menarik diri dari wilayah tersebut.

“Kami tidak akan pergi begitu saja dan meninggalkan kekosongan untuk diisi oleh China, Rusia, atau Iran,” katanya.

Presiden terpilih Iran Ebrahim Raisi tersenyum saat menyapa perwakilan media selama konferensi pers pertamanya di ibukota republik Islam Teheran, pada 21 Juni 2021. Iran Tuduh AS Hasut Ketegangan di Timur Tengah Lewat 'Iranophobia' (ATTA KENARE / AFP)

Awal pekan ini, Presiden Iran, Ebrahim Raisi menjanjikan “tanggapan yang keras dan disesalkan” jika AS dan sekutunya membuat “kesalahan” mengenai Iran.

Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan selama kunjungan Biden ke Israel serta di Jeddah, ada penekanan pada upaya pimpinan AS untuk mencegah Iran mencapai senjata nuklir.

Dalam pernyataannya, kementerian luar negeri Iran memperbarui janji Teheran untuk tidak menggunakan senjata nuklir dan menolak "tuduhan palsu" yang dibuat oleh AS karena "menutup mata" terhadap program nuklir Israel selama beberapa dekade.

Israel secara luas diyakini sebagai satu-satunya kekuatan di Timur Tengah yang memiliki lusinan senjata nuklir, tetapi Israel menolak untuk mengatakannya atau mengizinkan inspeksi internasional.

Pernyataan bersama yang ditandatangani di Jeddah juga berfokus pada "ancaman yang meningkat" yang ditimbulkan oleh kendaraan udara tak berawak yang dikembangkan oleh Iran.

Pada hari Jumat, Iran meluncurkan kapal dan kapal selam yang mampu membawa drone bersenjata.

Washington menuduh Teheran mencoba menjual drone bersenjata ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina.

Iran membantah klaim itu, dengan mengatakan tidak akan melakukan apa pun untuk memperburuk konflik.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini