TRIBUNNEWS.COM. MOSKOW – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan Jerman dan Prancis telah membunuh Perjanjian Minsk 2014.
Padahal lewat perjanjian itu, integritas wilayah Ukraina tidak berubah sepanjang pemerintah Kiev menyelesaikan konflik di Donbass.
Tetapi menurut Lavrov, kesepakatan yang telah ditandatangani dan Jerman serta Prancis tampil sebagai penjamin, "dibunuh" oleh Berlin dan Paris.
“Ketika (Kanselir Jerman) Olaf Scholz menuntut Rusia harus menandatangani perjanjian yang memberikan jaminan integritas teritorial dan kedaulatan Ukraina, semua usahanya sia-sia,” kata Lavrov, Senin (18/7/2022).
Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina: Apa Itu Perjanjian Minsk?
Baca juga: Rusia Sebut Zelensky Dipermainkan Barat, Akui Krisis Berakhir Jika Perjanjian Minsk Ditaati
Baca juga: Menlu Sergei Lavrov: Uni Eropa dan NATO Sedang Bentuk Koalisi untuk Perang Melawan Rusia
“Sudah ada kesepakatan seperti itu – perjanjian Minsk – yang dibunuh oleh Berlin dan Paris. Mereka melindungi Kiev, yang secara terbuka menolak mematuhinya,” tulisnya dalam opini di surat kabar Rusia Izvestia.
Rusia, Jerman dan Prancis menengahi perjanjian Minsk 2015 antara Ukraina dan Donbass, yang dirancang mengakhiri permusuhan.
Rusia saat itu tidak secara langsung memasuki wilayah konflik Donbass. Namun menurut Lavrov, Berlin dan Paris gagal memastikan kepatuhan Kiev.
Lavrov mencatat mantan Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengakui perjanjian Minsk tidak berarti apa-apa bagi Kiev, dan Ukraina menggunakannya hanya untuk mengulur waktu.
“Tugas kami adalah mencegah ancaman… untuk mengulur waktu untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan angkatan bersenjata yang kuat. Tugas ini tercapai. Perjanjian Minsk telah memenuhi misi mereka, ”kata Poroshenko pada Juni.
Lavrov juga menyebutkan pada Desember 2019, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memiliki kesempatan untuk memenuhi perjanjian Minsk pada apa yang disebut KTT format Normandia yang diadakan di Paris.
Setelah negosiasi dengan para pemimpin Rusia, Jerman dan Prancis, Zelensky berjanji untuk menyelesaikan masalah seputar status khusus Donbass.
"Tentu saja, dia tidak melakukan apa-apa, dan Berlin dan Paris melindunginya sekali lagi," katanya dikutip Russia Today.
Perjanjian Minsk mencakup serangkaian tindakan yang dirancang untuk mengendalikan permusuhan di Donbass dan mendamaikan pihak-pihak yang bertikai.
Langkah pertama adalah gencatan senjata dan penarikan senjata berat yang dipantau OSCE dari garis depan, yang sampai taraf tertentu terpenuhi.