Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Diplomasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan berkunjung ke Rusia dan Ukraina penting untuk mendorong penyelesaian perang antara Rusia-Ukraina secara diplomatis.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Mahfudz Siddiq menilai diplomasi tersebut harus dilanjutkan saat forum G20 di Bali.
"Diplomasi ketuk pintu tersebut disambut baik oleh para pihak yang bertikai, dan juga diapresiasi oleh negara-negara lain di dunia, maka itu bisa dikatakan sebagai indikator keberhasilan awal diplomasi ini," ujar Mahfudz dalam diskusi daring, Jumat (22/7/2022).
Baca juga: Pakar: Perlu Upaya Kolektif untuk Bisa Hentikan Peperangan Rusia-Ukraina
Disampaikan Mahfudz saat webinar Moya Institute bertajuk "Prospek Penyelesaian Perang Rusia-Ukraina: Upaya Kolektif atau Individual?" di Jakarta, Jumat (22/7/2022). Indonesia harus melanjutkan upaya diplomasi ini. Termasuk di Forum G20 yang akan digelar di, Bali, Indonesia.
Mahfudz berharap, Forum G20 dihadiri oleh para pemimpin negara-negara besar dari Rusia dan Amerika Serikat. Sehingga, Presiden Jokowi bisa melanjutkan upaya mencari penyelesaian diplomatik perang Rusia-Ukraina.
"Semoga, Forum G20 ini bisa dimanfaatkan Presiden Jokowi untuk merajut kembali ide-ide yang sudah dibicarakan dalam kunjungan nya ke Rusia dan Ukraina beberapa waktu lalu, guna mencari penyelesaian diplomatik dari perang ini," papar Mahfudz.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal AS-Eropa Kementerian Luar Negeri, Duta Besar Ngurah Swajaya mengatakan, ada langkah-langkah mendesak yang harus dilakukan para pemimpin dunia untuk menanggulangi dampak peperangan antara Rusia dan Ukraina.
Sebab, peperangan itu telah berpotensi menimbulkan berbagai krisis di dunia ini, seperti krisis kemanusiaan, krisis pangan, dan krisis energi.
Baca juga: Rusia Klaim Telah Hancurkan 4 Roket HIMARS yang Dipasok AS ke Ukraina sejak Awal Juli
"Karena itulah, ketika Presiden Jokowi mendapatkan undangan dari G-7 sebagai mitra, maka beliau memanfaatkan momentum itu untuk berkomunikasi dengan para pemimpin G-7 guna membantu penghentian perang antara Rusia dan Ukraina," ujar Ngurah.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Moya Institute, Hery Sucipto mengatakan upaya diplomasi yang dilakukan Presiden Jokowi dalam mewujudkan perdamaian antara Rusia dan Ukraina memang tak semudah 'membalikkan telapak tangan'.
"Dan 'buah' dari upaya diplomasi itu sebenarnya sudah mulai terlihat, seperti dibukanya kembali rantai pasokan pangan," ujarnya.