News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Erdogan Sebut Rusia Ingin Kerjasama Kembangkan Drone Tempur

Penulis: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PRODUK IRAN - Ini satu di antara drone atau pesawat nirawak buatan industri Iran yang telah diproduksi massal, dan jadi kekuatan dirgantara Iran di masa modern. Rusia dikabarkan tertarik menggunakan drone tempur buatan negara ini.

TRIBUNNEWS.COM, ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan Rusia dan Uni Emirat Arab tertarik bekerja sama dengan Baykar, perusahaan yang membuat drone serang Bayraktar dan Akinci.

Beberapa media di Turki melaporkan Selasa (26/7/2022), mengutip pernyataan Erdogan pada pertemuan pejabat tinggi partai AK malam sebelumnya.

Pengungkapan tersebut telah menimbulkan kegemparan, karena Baykar telah mengekspor sekitar 50 drone ke Ukraina tahun ini.

UEA menawarkan untuk membangun pabrik Baykar, sementara Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan “mari bekerja sama,” kata Erdogan kepada pejabat partai sehari sebelumnya.

Baca juga: Presiden Putin Akan ke Iran, Diduga Terkait Opsi Impor Drone Tempur ke Rusia

Baca juga: Gedung Putih Klaim Iran akan Kirim Drone Berkemampuan Senjata ke Rusia

Baca juga: Turki Sumbangkan 3 Drone TB2 ke Ukraina: Kami akan Kirim Gratis ke Medan Perang

Pelaporan itu digaungkan outlet media seperti TGRT dan Haber 7, selain sebelumnya CNN Turk.

Tidak ada rincian lebih lanjut yang ditawarkan, kecuali bahwa dugaan proposal Putin datang selama pertemuan pekan lalu di Teheran 19 Juli.

Putin dan Erdogan bertemu Presiden Iran Ebrahim Raisi untuk membahas proses perdamaian di Suriah dan hal-hal lain.

Erdogan mengemukakan tawaran dalam konteks memuji pencapaian industri militer Turki menjelang perayaan ulang tahun partai yang akan datang pada Agustus.

Baykar membuat drone serang Bayraktar TB2 dan Akinci, yang dipercaya membantu Azerbaijan mengalahkan Armenia dalam perang Nagorno-Karabakh 2020.

Ukraina memesan selusin dari mereka sebelum pecahnya pertempuran dengan Rusia, dan telah menerima total 50 sejak Februari 2022.

Drone TB2 juga telah digunakan di Libya dan Suriah, tetapi diduga bernasib kurang baik terhadap pertahanan udara Rusia di Ukraina.

Kiev sekarang dilaporkan hanya menyimpannya untuk "misi khusus." Baru minggu lalu, CEO Baykar Haluk Bayraktar mengatakan kepada CNN perusahaannya “tidak akan pernah” menjual drone ke Rusia.

“Ada hubungan strategis antara Turki dan Ukraina, khususnya di bidang penerbangan dan antariksa,” katanya.

“Turki mendukung Ukraina dengan teknologi drone bersenjata. Kami tidak mengirimkan atau memasok apa pun ke Rusia,” katanya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini