Laporan-laporan yang belum diketahui kebenarannya itu muncul bersamaan saat Presiden Rusia Vladimir Putin berkunjung ke Teheran, Iran.
Secara spesifik, drone tempur Shahed 129 buatan Iran sudah dikenal luas kapasitas dan kemampuannya.
Drone ini mampu terbang jauh dan bisa membawa rudal jelajah yang memiliki kemampuan serang jarak sangat jauh.
Spesifikasi Shahed 129
Dikutip dari Wikipedia, Shahed-129 adalah kendaraan udara tak berawak (UCAV) bermesin tunggal jarak menengah bermesin tunggal Iran yang dirancang Shahed Aviation Industries.
Drone ini dipasok ke Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC). Shahed 129 mampu melakukan misi tempur dan pengintaian serta memiliki daya tahan 24 jam.
Secara desain dan penampilan drone ini persis pesawat nirawak Predator MQ-1 buatan Amerika. Drone ini secara luas dianggap drone paling mumpuni yang dibuat Iran.
UAV ini digunakan untuk serangan udara dalam konflik Suriah dan untuk patroli perbatasan di perbatasan timur Iran.
Baca juga: Presiden Putin Akan ke Iran, Diduga Terkait Opsi Impor Drone Tempur ke Rusia
Bersama drone Saegheh, Shahed 129 diharapkan menjadi tulang punggung armada UAV kelas atas Iran setidaknya untuk dekade berikutnya.
Sejarah kelahiran Shahed 129 mulai muncul September 2012, dua tahun setelah Iran memperkenalkan drone Karrar.
Sampai saat itu, armada pesawat tak berawak Iran secara eksklusif terdiri dari pesawat yang lebih kecil dengan jangkauan pendek dan daya tahan penerbangan rendah.
Ini sebagian besar disebabkan sanksi dan kontrol ekspor yang mencegah Iran memperoleh komponen penggunaan ganda yang berteknologi canggih untuk drone yang lebih besar dan lebih mematikan.
Peluncuran Shahed-129 mengkonfirmasi kemampuan tinggi Iran dalam hal pengembangan drone tempur dan intai.
Shahed-129 lahir setelah Iran konon menangkap drone Hermes-450 Israel. Pengembangan Shahed diduga berawal dari drone Israel itu.