TRIBUNNEWS.COM - Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, disebut bergantung kepada Rusia terkait dukungannya terhadap invasi yang dilakukan Presiden Vladimir Putin ke Ukraina.
Alexander Lukashenko memang dikenal sebagai sekutu utama Putin.
Menurut laporan intelijen Inggris pada Minggu (31/7/2022) yang diposting di Twitter, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan Lukashenko menjadi lebih otoriter dan makin bergantung kepada Putin.
Dikatakan bahwa Lukashenko "terus mengikuti garis Moskow dalam konflik Ukraina."
"Rezimnya menjadi lebih otoriter, dengan perluasan hukuman mati untuk 'mempersiapkan aksi teroris'," tulis laporan itu, dilansir Newsweek.
"Tuduhannya yang meningkat dan tidak berdasar tentang desain Barat di Belarus dan Ukraina kemungkinan menunjukkan bahwa dia hampir sepenuhnya bergantung pada Rusia."
Baca juga: Ukraina Ancam Putus Hubungan Jika Belarus Berani Melintasi Perbatasannya
Dalam laporan itu juga dikatakan bahwa Rusia menembakkan 20 rudal ke Ukraina utara dari wilayah Belarus pada 28 Juli 2022.
Newsweek belum mendapatkan komentar dari pihak Kementerian Luar Negeri Belarusia terkait laporan ini.
Hubungan dengan Putin
Alexander Grigoryevich Lukashenko merupakan politisi Belarusia yang menjabat sebagai presiden pertama dan satu-satunya di Belarus, sejak pendirian jabatan tersebut pada 1994.
Ia berkuasa hingga saat ini, sehingga membuatnya menjadi presiden Eropa terlama.
Sebelumnya, Belarusia dipimpin oleh Ketua Soviet Tertinggi sebagai kepala negara.
Lukashenko dikenal dengan gaya kepemimpinan otoriter, bahkan pernah mengklaim sebagai diktator terakhir di Eropa.
Kemenangannya dalam pemilu Belarusia pada 2020 sempat disengketakan, karena diduga ada kecurangan.