TRIBUNNEWS.COM - Lebih dari 25 ribu kasus cacar monyet atau monkeypox tercatat di 75 negara non-endemi, Reuters melaporkan.
Meski sebagain besar pasien adalah laki-laki dewasa, beberapa anak rupanya tak luput dari penyakit cacar monyet.
Setidaknya lima anak terpapar cacar monyet sejak Juli 2022.
Dua anak berasal dari Indiana, AS dan dua lainnya California, AS.
Satu anak lainnya, yang masih bayi, bukan warga AS tapi baru datang ke Washington.
Menurut CDC, anak di bawah 8 tahun lebih berisiko mengalami gejala parah jika mereka terpapar cacar monyet.
Baca juga: Pria di Inggris Alami Gejala Cacar Monyet yang Dikira Covid-19: Demam hingga Nyeri
Selain anak di bawah 8 tahun, kelompok lainnya yang lebih berisiko adalah ibu hamil, orang-orang yang mengalami gangguan kekebalan dan mereka yang memiliki riwayat dermatitis atopik atau eksim.
Dilansir Good Morning America, berikut jawaban para ahli mengenai kekhawatiran orang tua seputar penularan cacar monyet pada anak-anak.
1. Sebagai orang tua, seberapa besar saya perlu khawatir dengan cacar monyet?
Pada saat ini, orang tua tidak perlu panik tentang virus cacar monyet, menurut kepala koresponden medis ABC News Dr. Jennifer Ashton, yang juga merupakan OB-GYN bersertifikat.
Namun, para orang tua harus menyadari adanya penyebaran cacar monyet pada anak dan memahami petunjuk medis tentang penyakit tersebut.
2. Bagaimana cacar monyet menyebar?
Cacar monyet, atau dikenal juga dengan monkeypox (MPX), menyebar terutama melalui kontak kulit-ke-kulit langsung antara seseorang yang memiliki virus dan seseorang yang tidak, menurut Dr. Richard Malley.
Malley adalah dokter senior di pediatri, divisi penyakit menular, di Boston Rumah Sakit Anak dan profesor pediatri di Harvard Medical School.