TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Raja Mswati III dari Kerajaan Eswatini pada Rabu (25/8/2022) kemarin.
Kunjungan tersebut adalah untuk membahas upaya peningkatan kerjasama ekonomi antar kedua negara, Eswatini dan Indonesia.
Pada Kamis hari ini, Presiden Jokowi dan Raja Mswati III kembali bertemu untuk menyaksikan penandatanganan MoU Kerja Sama Ekonomi.
Untuk diketahui, kunjungan Raja Mswati III dari Eswatini ke Indonesia pada 2022 ini adalah yang ketujuh kalinya yang dilakukan.
Sebelumnya, Raja Mswati III juga pernah mengunjungi Indonesia pada 2022, 2003, 2007, 2008, 2015 dan 2019.
Lantas di manakah sebenarnya negara Eswatini ini, bagaimana profil dari kerajaan Eswatini?
Baca juga: Presiden Jokowi Bertemu Raja Eswatini Bahas Peningkatan Kerja Sama Ekonomi
Eswatini merupakan sebuah negara kecil yang letaknya antara Afrika Selatan dan Mozambik.
Dikutip dari Britannica, negara ini membentang sekitar 110 mil (175 km) dari utara ke selatan dan sekitar 80 mil (130 km) dari barat ke timur.
Negara ini juga merupakan salah satu negara yang sistem pemerintahannya berbentuk kerajaan
Negara ini diberikan kemerdekaan pada tahun 1968 oleh Inggris.
Negara ini sebelumnya dikenal sebagai Kerajaan Swaziland, nama yang diperoleh saat masih menjadi protektorat Kerajaan Inggris.
Nama baru negara ini tidak sepenuhnya unik karena diambil dari bahasa lokal SiSwati, dan banyak digunakan oleh penduduk setempat.
Nama Eswatini dipakai sejak 2018 lalu, saat negara tersebut merayakan 50 tahun kemerdekaan dan ulang tahun ke-50 Raja Mswati III.
Raja Mswati ini dimahkotai ketika dia masih berusia 18 tahun, yakni pada 1986.
Raja Mswati III merupakan orang yang dengan kekuasaan paling tertinggi untuk memerintah sesuai keinginannya di negara tersebut.
Kekuatan berlebihan seperti itu ditunjukkan pada tahun 2018, ketika mengubah nama negaranya.
Dia secara tak terduga, tanpa pemberitahuan atau konsultasi publik apa pun, bahwa negara tersebut telah mengubah namanya dari Swaziland menjadi kerajaan eSwatini.
Baca juga: Presiden Jokowi dan Raja Mswati III Saksikan Penandatanganan MoU Kerja Sama Ekonomi
Dikutip dari worldatlas.com, Kota Mbabane dan Lobamba adalah dua kota pusat utama kekuasaan di negara ini.
Lobamba berfungsi sebagai ibu kota tradisional, sedangkan Mbabane adalah ibu kota administratif.
Lobamba adalah rumah bagi kediaman kerajaan dan rumah bagi parlemen dan lembaga pemerintah penting lainnya.
80 persen populasi negara itu berasal dari lebih dari 70 klan berbeda, sedangkan sisanya adalah imigran dari Afrika Selatan dan Mozambik.
ESwatini terkenal dengan beberapa festival budaya terbesar dan paling spektakuler di benua Afrika.
Tarian dianggap sebagai bagian penting dari budaya Swazi dan ditampilkan di banyak acara.
Umhlanga, yang juga dikenal sebagai festival tari buluh, adalah salah satu yang paling populer.
Festival ini menarik ribuan gadis dan wanita yang belum menikah dari seluruh negeri yang ingin memberi penghormatan kepada raja dan keluarga kerajaan.
Baca juga: Presiden Jokowi Berbahagia, Cucu Kelima Lahir, Anak Ketiga Kahiyang dan Bobby Nasution Laki-laki
Eswatini meruapakan salah satu tujuan wisata populer di benua Afrika, karena negara ini enawarkan pemandangan indah dan beragam satwa liar.
Negara ini adalah rumah bagi 500 spesies burung, lebih dari 130 spesies mamalia, dan 111 spesies amfibi dan reptil.
Di eSwatini, sapi adalah harta yang berharga. Mereka digunakan dalam pembelian tanah dan pembayaran mahar.
Jika seseorang ingin menikahi seorang putri, ia harus siap untuk berpisah dengan sebanyak 300 ekor sapi untuk harga pengantin.
Beberapa tanaman konvensional yang ditanam di eSwatini termasuk sorgum, buah jeruk, tebu, beras, jagung, kacang tanah, nanas, dan labu.
(Tribunnews.com/Tio)