Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Jepang berencana mengembangkan dan memproduksi massal rudal jelajah dan rudal balistik berkecepatan tinggi untuk mengantisipasi ancaman dari China dan Rusia.
"China terus mengancam akan menggunakan kekuatan untuk mengubah status quo secara sepihak dan memperdalam aliansinya dengan Rusia," kata Kementerian Pertahanan Jepang dikutip dari Channel News Asia, Rabu (31/8/2022).
Kekhawatiran Jepang atas ambisi regional China tumbuh bulan ini, setelah China menembakkan lima rudal balistik ke perairan yang berjarak kurang dari 160 km dari Jepang, dalam unjuk kekuatan setelah Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan.
Kementerian Pertahanan Jepang juga menyebut Korea Utara sebagai ancaman bagi negaranya.
Jepang juga telah memesan beberapa jenis rudal, termasuk Joint Strike Missile (JSM) buatan Kongsberg Norwegia dan Joint Air-to-Surface Stand-Off Missile (JASSM) Lockheed Martin Corp dengan jangkauan hingga 1.000 km.
Baca juga: Jepang Segera Tingkatkan Kekuatan Kemampuan Serangan Balik Terhadap Musuh
Dia juga berjanji akan meningkatkan anggaran pertahanan untuk mempersiapkan Jepang menghadapi konflik regional.
Perdana Menteri Fumio Kishida sebelumnya telah menggambarkan bahwa kondisi keamanan di wilayah Asia Timur saat ini telah “rapuh” karena invasi Rusia ke Ukraina.
Baca juga: Anggaran Pertahanan Jepang Tahun 2023 Diusulkan 5,5 Triliun Yen
Selain meningkatkan persediaan rudal dan amunisi lainnya, militer Jepang juga ingin mengembangkan pertahanan siber dengan kemampuan perang elektromagnetik.