Ketiganya diberi tembakan peringatan.
Satu drone juga terbang di atas Erdan, sebuah pulau lepas pantai 4km dari kota daratan Xiamen di Provinsi Fujian.
Setelah diberi tembakan tajam oleh tentara Taiwan, drone itu kemudian mundur menuju Xiamen.
Fu Qianshao, pensiunan spesialis peralatan Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), mengatakan penembakan itu dipandang sebagai tindakan militer.
"Pihak daratan akan terus mengambil tindakan yang sesuai," kata Fu.
"Jika ada lebih banyak kunjungan (oleh politisi asing) ke Taiwan, dan hubungan yang lebih dekat antara Taiwan dan AS, drone daratan akan dikerahkan lebih banyak. Konsekuensinya sekarang menjadi jelas bahwa Taiwan melepaskan tembakan pertama," jelasnya, dikutip dari SCMP.
Pihak daratan akan mengambil "tanggapan yang lebih kuat" jika Taiwan terus melepaskan tembakan, katanya.
Baca juga: Kapal Perang Amerika Transit di Selat Taiwan, Pertama Kali Sejak Kunjungan Pelosi
Baca juga: Joe Biden Minta Kongres AS Setujui Penjualan Senjata Senilai Rp16,3 Triliun ke Taiwan
Di sisi lain, Yue Gang, seorang pensiunan kolonel PLA, mengatakan penembakan itu adalah peringatan tetapi ketegangan masih bisa diatasi.
"Senjata dan senapan mesin anti-pesawat yang mereka tembakkan tidak dapat menembak jatuh drone. Itu adalah tembakan peringatan, dan itu adalah sinyal peringatan terhadap drone daratan," katanya.
"Tentara Taiwan menjaga situasi pada tingkat yang dapat dikendalikan."
Menurut Yue, Beijing akan terus fokus pada penerbangan pengintaian drone yang akan melemahkan kepercayaan tentara Taiwan.
(Tribunnews.com/Ika Nur Cahyani)