"Fakta bahwa kami belum (berhasil) merebut (kembali) Kherson tidak berarti bahwa operasi di selatan telah terhenti atau gagal," kata Oleksiy Arestovych dalam sebuah video yang dikirim ke Telegram pada Kamis (1/9/2022).
"Ini dilakukan secara terencana."
"Kami menghancurkan logistik musuh, sistem pertahanan udara, depot bahan bakar dan amunisi. Tidak akan ada kemenangan cepat. Awalnya, strategi diambil untuk secara sistematis menggiling tentara Putin," ujar Arestovych, dikutip dari The Guardian.
Penasihat presiden ini memperingatkan warga Ukraina untuk bersabar.
Sebelumnya, menurut laporan Reuters, Arestovych menilai orang-orang seharusnya tak berharap Ukraina menang cepat melawan Rusia selama serangan balasan.
Ini karena Kyiv tidak ingin kehilangan terlalu banyak pasukannya.
"Ini adalah proses yang sangat lambat, karena kami menghargai orang, karena kami membutuhkan sebanyak mungkin warga Ukraina untuk kembali ke rumah," jelasnya.
Baca juga: Tim Inspektur Nuklir IAEA Tiba di Zaporizhzhia Ukraina yang Dikuasai Rusia
Baca juga: Intelijen AS Sebut Rusia Kekurangan Personel di Ukraina, Napi hingga Tentara Terluka Dikerahkan
"Tidak akan ada kesuksesan yang cepat, sukses yang cepat selalu berarti banyak darah," katanya dalam wawancara Youtube, Rabu (31/8/2022).
Angkatan bersenjata Ukraina menyerang jembatan strategis di wilayah Kherson selatan untuk mengisolasi pasukan Rusia yang terletak di tepi kanan Dnieper, Arestovych menambahkan.
Kementerian pertahanan Ukraina mengatakan jembatan Kakhovsky dan Daryiv "dinonaktifkan" dalam pembaruan yang diposting ke Telegram pada Kamis pagi.
Diketahui, dua jembatan itu digunakan Rusia untuk peralatan dan amunisi ke wilayah tersebut.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)