TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin tidak akan menghadiri pemakaman pemimpin terakhir Uni Soviet, Mikhail Gorbachev.
Mikhail Gorbachev sebelumnya meninggal dunia dunia pada Selasa (30/8/202) di usia 91 tahun.
Menurut pernyataan rumah sakit, Gorbachev menghembuskan nafas terakhirnya karena penyakit serius yang diderita sejak lama.
Mikhail Gorbachev merupakan sosok yang berhasil mengakhiri Perang Dingin namun gagal mencegah runtuhnya Uni Soviet.
Sosoknya diidolakan di Barat karena membiarkan Eropa Timur lepas dari kendali komunis Soviet, lapor Reuters.
Namun Gorbachev tidak dicintai di negaranya karena kekacauan yang ditimbulkan oleh reformasi perestroika gagasannya.
Baca juga: Putin Sebut Mikhail Gorbachev Miliki Dampak Besar pada Jalannya Sejarah Global
Pemakaman salah satu tokoh nasional Rusia ini akan digelar pada Sabtu mendatang, setelah acara publik di Aula Kolom Moskow.
Aula besar di dekat Kremlin itu merupakan tempat pemakaman para pemimpin Soviet lainnya, di antaranya Vladimir Lenin, Josef Stalin dan Leonid Brezhnev.
Gorbachev akan diberikan pengawal kehormatan militer.
Namn pemakamannya tidak akan dilakukan oleh negara atau secara kenegaraan.
Pada Kamis (1/9/2022), televisi pemerintah Rusia menyiarkan detik-detik Presiden Vladimir Putin saat meletakkan mawar merah di samping peti mati Gorbachev.
Adapun peti mati itu terlihat dalam kondisi terbuka, sebagaimana biasanya di Rusia.
Prosesi peletakan bunga itu dilakukan di Rumah Sakit Klinik Pusat Moskow, tempat Gorbachev menghembuskan nafas terakhirnya.
Putin kemudian membuat tanda salib dengan gaya Ortodoks Rusia sebelum menyentuh tepi peti mati.
Kremlin mengatakan, Putin tidak akan menghadiri pemakaman Gorbachev.
"Sayangnya, jadwal kerja presiden tidak mengizinkannya melakukan ini pada 3 September, jadi dia memutuskan untuk melakukannya hari ini," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov kepada wartawan.
Dia mengatakan upacara Gorbachev akan memiliki elemen pemakaman kenegaraan, dan bahwa negara membantu menyelenggarakannya.
Kendati demikian, ini akan sangat kontras dengan pemakaman Yeltsin, yang berperan penting dalam mengesampingkan Gorbachev ketika Uni Soviet runtuh dan memilih Putin sebagai penggantinya.
Ketika Yeltsin meninggal pada 2007, Putin mendeklarasikan hari berkabung nasional.
Ia bersama para pemimpin dunia, menghadiri pemakaman kenegaraan di Katedral Kristus Sang Juru Selamat di Moskow.
Intervensi Rusia di Ukraina tampaknya bertujuan untuk membalikkan setidaknya sebagian keruntuhan Uni Soviet yang gagal dicegah Gorbachev pada tahun 1991.
Keputusan Gorbachev membiarkan negara-negara blok komunis Soviet pascaperang menempuh jalannya sendiri, dan menyatukan kembali Jerman Timur dan Barat, membantu memicu gerakan nasionalis di dalam 15 republik Soviet yang tidak berdaya untuk ditumpasnya.
Baca juga: Mikhail Gorbachev Meninggal Saat Kebijakan Putin Picu Perang Dingin Baru
Baca juga: Reformasi Glasnost dan Perestroika Jadi Warisan Abadi Mendiang Mikhail Gorbachev
Lima tahun setelah mengambil alih kekuasaan pada tahun 2000, Putin menyebut pecahnya Uni Soviet sebagai "bencana geopolitik terbesar abad ke-20".
Putin membutuhkan lebih dari 15 jam setelah kematian Gorbachev untuk menerbitkan pesan belasungkawa.
Dalam pesan itu, ia mengatakan Gorbachev memiliki "dampak besar pada jalannya sejarah dunia" dan "sangat memahami bahwa reformasi diperlukan" untuk mengatasi masalah Uni Soviet pada tahun 1980-an.
Yayasan Gorbachev mengatakan pemakaman akan dimulai pada pukul 12 siang waktu setempat, bukan pukul 10 pagi seperti yang diumumkan sebelumnya.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)