News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

China dan Taiwan Memanas

AS Umumkan Penjualan Senjata Miliar Dolar Ke Taiwan, China Mulai Kebakaran Jenggot

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lima dari sembilan rudal balistik yang ditembakkan angkatan perang China yang sedang melakukan latihan operasi militer di Selat Taiwan, dilaporkan jatuh di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang, Kamis (4/8/2022).

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Pemerintah Amerika Serikat mengumumkan kontrak penjualan senjata baru senilai 1,1 miliar dolar AS dengan Taiwan, pada Jumat (2/9/2022).

Penjualan paket ini disetujui presiden AS Joe Biden sebagai upaya untuk meningkatkan pertahanan Taiwan di tengah ketegangan geopolitik dengan China, akibat kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS Nancy Pelosi pada bulan lalu.

Hubungan keduanya semakin memanas setelah China secara agresif menggelar latihan militer di kawasan perbatasan, khawatir tindakan Beijing dapat mengancam keselamatan Taipei membuat AS setuju untuk membantu mengimpor senjata perang pada Taiwan.

Baca juga: China Ngamuk, AS Setujui Penjualan Rudal dan Pertahanan Udara Senilai Rp16,3 Triliun ke Taiwan

"Paket penjualan itu penting untuk keamanan Taiwan, kami mendesak Beijing menghentikan tekanan militer, diplomatik, dan ekonominya terhadap Taiwan dan terlibat dalam dialog yang berarti dengan Taiwan," kata seorang Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS.

Dalam penjualan senjata tersebut nantinya pemerintah Amerika akan mengirimkan 60 rudal udara Harpoon Block II senilai 355 juta dolar AS yang dapat melacak dan menenggelamkan kapal, mengutip dari Th Guardian AS juga turut menerjunkan 100 rudal daya tembak udara jenis Sidewinder seharga 85 juta dolar AS.

Sementara 665 juta dolar AS akan dialokasikan untuk dukungan pemeliharaan dan meningkatkan sistem peringatan radar dini Raytheon yang telah beroperasi sejak 2013 silam.

Mengetahui kerjasama tersebut, pemerintah China diketahui langsung murka hingga pihaknya melontarkan ancaman serius bagi Taiwan untuk segera mencabut penjualan senjata.

Tak hanya itu China bahkan dengan tegas menyampaikan bahwa angkatan militernya kini tengah bersiap mengambil tindakan pembalasan untuk menanggapi perkembangan situasi ini.

“China terus meningkatkan tekanan terhadap Taiwan termasuk melalui peningkatan kehadiran militer dan maritim di sekitar Taiwan, dan terlibat dalam upaya untuk mengubah status quo di Taiwan,” jelas Laura Rosenberger, direktur senior Gedung Putih untuk China dan Taiwan.

Menurut China kehadiran AS hanya akan mengancam hubungan China serta AS untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

Alasan ini yang membuat Presiden China Xi Jinping bertekad untuk mengambil kendali atas Taiwan dan menjauhkan pengaruh Washington di Taipei.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini