News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Taktik Gerilya Hamas Ala Hizbullah Tahun 2000 Versus Teknologi AI Militer Puluhan Tahun Israel

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkapan layar yang menunjukkan seorang petempur Al Qassam, sayap militer Hamas, di Rafah, Jalur Gaza Selatan mengarahkan roket Yasin 105 di depan moncong tank Merkava Israel.

Taktik Gerilya Hamas Ala Hizbullah Tahun 2000 Versus Strategi AI Militer Puluhan Tahun Israel

TRIBUNNEWS.COM - Perang Gaza yang sudah berlangsung lebih dari 14 bulan sejak 7 Oktober 2023 mempertontonkan dua strategi tempur dua kubu yang bertolak belakang.

Gerakan Pembebasan Palestina, Hamas, menggunakan strategi gerilya yang disempurnakan dengan mengadopsi cara kelompok Hizbullah Lebanon saat berperang dengan Israel pada tahun 2000 silam. 

Baca juga: Rudal dari Gaza dan Yaman Guyur Israel, Pemukim Yahudi Panik Berlarian Sampai Tertabrak Mobil

Surat Kabar Berbahasa Ibrani “Maariv” melaporkan, startegi Hamas ini justru menimbulkan kekhawatiran di kalangan tentara pendudukan Israel (IDF) 

"Ada kecemasan di IDF tentang upaya Hamas untuk menerapkan sebagian besar taktik perang gerilya yang digunakan Hizbullah terhadap tentara Israel di wilayah zona keamanan di Lebanon selatan sebelum menarik diri pada tahun 2000," tulis laporan itu dikutip Khaberni, Selasa (31/12/2024).

Menurut surat kabar tersebut, Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, menggabungkan metode pertempuran gerilya Hizbullah yang terinspirasi oleh arena perang di Lebanon.

"Metode itu, termasuk melakukan penyergapan, memasang alat peledak berkekuatan tinggi di bawah tanah, dan merekam serangan melawan pasukan tentara Israel dengan tujuan mencapai dampak psikologis yang luas," kata laporan itu.

Personel Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, dalam sebuah parade militer di Jalur Gaza. (khaberni/tangkap layar)

Surat kabar tersebut merujuk pada serangan serius yang terjadi di sebuah situs bebenteng milik Batalyon Brigade Givati ​​​​​​di Jabalia, Gaza Utara.

Sergapan itu terjadi ketika tentara Israel sedang bersiap berangkat dari pos militer untuk melakukan operasi pencegatan. 

Tiba-tiba sekitar dua puluh pria bersenjata menyerang dan memasuki lokasi tersebut, menyebabkan sejumlah Tentara Israel tewas dan 20 lainnya luka-luka.

Baca juga: Al Qassam Menyusup ke Pos Baru Militer Israel di Jabalia, IDF Mengamuk Seusai Kebobolan

"IDF telah menyelesaikan penyelidikannya atas kejadian tersebut, dan yang digambarkan sebagai kejadian yang sangat serius," menurut surat kabar tersebut.

Di antara hasil yang muncul dari investigasi IDF adalah bahwa anggota Hamas memfilmkan serangan tersebut dari jarak dekat

Laporan itu menggambarkan, serangan sergapan tersebut menggambarkan kalau pasukan IDF sama sekali tidak mengetahui ada penyusupan, mirip saat Hizbullah menyergap ke posisi tentara pendudukan Israel di zona keamanan di Lebanon Selatan.

Pasukan dan tank Israel (IDF) dimobilisasi untuk menginvasi Rafah, Gaza Selatan. Kabinet Perang Israel, Jumat (10/5/2024) memutuskan untuk memperluas operasi serangan ke Rafah dari yang tadinya mengklaim cuma operasi terbatas. (tangkap layar/shfq)

Israel Gunakan Teknologi AI Militer Hasil Pengembangan Puluhan Tahun

Sebaliknya di pihak Israel, militer IDF dilaporkan telah menghabiskan lebih dari satu dekade mengembangkan “pabrik Artificial Intelligence (AI),” sebuah sistem yang digunakan untuk mendukung serangan militernya di Gaza sejak 7 Oktober 2023, The Washington Post melaporkan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini