TRIBUNNEWS.COM - Kedutaan Rusia di Washington mengeluarkan pernyataan pada Jumat (2/9/2022) terkait sikap Amerika Serikat (AS) terhadap ancaman ideologi Nazisme.
Menurut Moskow, AS gagal menyadari betapa berbahayanya ideologi Nazisme dan menyebut Gedung Putih mendorong kejahatan nasional neo-Nazi di Ukraina.
"Kami mencatat kecaman Departemen Luar Negeri AS atas kekerasan dan kebencian sehubungan dengan upaya pembunuhan terhadap Wakil Presiden Argentina Cristina Fernandez de Kirchner," terang pernyataan Kedutaan yang diunggah di Telegram, seperti dikutip TASS.
"Namun jelas bahwa diplomat Amerika dengan sengaja menutup mata terhadap keyakinan ekstrem dari tersangka kriminal, tato neo-Nazi 'matahari hitam' miliknya yang khas dari batalion Azov (dilarang di Rusia)," tulis Kedutaan Rusia.
Menurut diplomat Rusia, rekan-rekan Amerika mereka "lupa bahwa penembak, yang dituduh membunuh 10 orang di supermarket Buffalo, New York pada Mei 2022, memiliki tato yang sama."
Kedutaan menekankan bahwa "deklarasi yang sangat singkat mengenai manifestasi radikalisme terang-terangan di Buenos Aires menunjukkan bahwa Washington tidak mau menarik kesimpulan yang tidak nyaman."
Baca juga: Tersangka Upaya Pembunuhan Wapres Argentina Ditangkap, Todong Cristina Kirchner Pakai Pistol .380
Sebuah pertanyaan muncul: berapa banyak lagi orang di seluruh dunia yang harus terpengaruh oleh tindakan pendukung ideologi Nazi sebelum AS menyadari bahayanya dan berhenti memaafkan kejahatan nasionalis.
Itulah yang dilakukan AS di Ukraina di mana rezim Kiev pejuang terus dengan sengaja memusnahkan penduduk sipil," para diplomat Rusia menyimpulkan.
Penyerangan terhadap Wapres Argentina
Sebuah kasus pidana telah dibuka menyusul upaya baru-baru ini untuk menembak Cristina Fernandez de Kirchner.
KUHP Argentina membayangkan hingga 20 tahun penjara untuk kejahatan semacam itu.
Pada hari Kamis, Fernandez de Kirchner diserang di luar rumahnya di Buenos Aires.
Penyerang, yang diidentifikasi sebagai Fernando Sabag Montiel, yang berada di antara kerumunan pendukungnya, datang sangat dekat dengannya dan menodongkan pistol ke arahnya.
Baca juga: Latvia Sebut Rusia Negara Sponsor Teroris, Rusia Sebut Latvia Negara Neo Nazi
Politisi itu lolos tanpa cedera karena senjatanya tidak menembak.
Polisi menangkap penyerang, seorang warga negara Brasil berusia 35 tahun yang telah tinggal di Argentina selama lebih dari 20 tahun.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)