News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Kecam Penahanan Nariman Dzhelyalov, Ukraina Tuntut Rusia Membebaskannya

Penulis: Willem Jonata
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Demonstran menampilkan spanduk berwarna bendera Ukraina bertuliskan Hentikan [Presiden Rusia] Putin, Hentikan perang selama protes di Gerbang Brandenburg Berlin pada 30 Januari 2022. Pemerintah Ukraina menuntut pemerintah pendudukan Rusia untuk membebaskan Wakil Ketua Dewan Majelis Tatar Krimea Nariman Dzhelyalov.

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Ukraina menuntut pemerintah pendudukan Rusia untuk membebaskan Wakil Ketua Dewan Majelis Tatar Krimea Nariman Dzhelyalov.

Nariman Dzhelyalov bersama empat warga Krimea dikabarkan ditahan oleh pemerintah pendudukan Rusia atas tuduhan keterkaitan dengan kerusakan pipa gas di desa Perevalnoye, di jalan raya dari Simferopol menuju Yalta.

Kantor Kementerian Luar Negeri Ukraina menilai alasan penahanan yang dituduhkan terhadap tokoh Muslim Krimea itu, sebagai balas dendam Rusia atas partisipasinya dalam KTT Pelantikan Platform Krimea Internasional pada 23 Agustus 2021.

Baca juga: Tentara Asing Bantu Ukraina Serang Balik Rusia, Tembakkan 2000 Peluru dari Senapan Rancangan Soviet

Penahanan itu juga dinilai sebagai upaya lain untuk mematahkan semangat perlawanan terhadap pendudukan Rusia di Semenanjung.

Pada 21 September Rusia akan mengumumkan apa yang disebut "putusan" dalam kasus Nariman dan empat warga Krimea lainnya, terancam hukuman 15 tahun penjara.

“Kami mengutuk tindakan seperti itu dari Federasi Rusia dan mengingatkan bahwa di bawah Konvensi Jenewa Rusia sebagai kekuatan pendudukan bertanggung jawab untuk menyediakan kondisi kehidupan yang sesuai di wilayah itu, di mana ia telah membentuk kontrol yang efektif,” demikian pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Ukraina seperti dikutip dari mfa.gov.ua..

Nariman Dzhelyal tidak dapat berpartisipasi dalam KTT ke-2 Platform Krimea, tetapi para peserta mendesak Rusia untuk segera membebaskannya. Seruan ini juga diabadikan dalam Pernyataan Bersama yang disetujui oleh KTT pada 23 Agustus 2022.

“Kami menyerukan kepada Rusia untuk segera membebaskan Nariman Dzhelyal dan semua warga Ukraina lainnya yang ditahan secara ilegal di Krimea yang diduduki sementara serta di wilayahnya sendiri!” tuntut para peserta.

Mereka juga mengimbau mitra internasional untuk meningkatkan tekanan politik dan diplomatik, serta sanksi pada kepemimpinan Federasi Rusia untuk pembebasan warga negara Ukraina yang tidak bersalah.

Baca juga: PM Inggris Liz Truss dan Presiden AS Joe Biden Bahas Perang Ukraina hingga Krisis Energi Global

Untuk kasus ini Ukraina dan negara-negara mitra akan melanjutkan perjuangan bersama untuk kebebasan mereka, termasuk dalam kerangka Platform Krimea Internasional.

Penangkapan sewenang-sewenang disertasi persekusi telah menimpa para pemimpin Muslim Krimea sejak Rusia menjajah Semenanjung Krimea. Pada 10 Februari 2022, sekelompok tentara Rusia menggrebek tokoh Muslim Krimea, Leila Ibragimova di Melitopol di tenggara Ukraina.

Leila Ibragimova dituding mengetahui tentang Azad, sebuah organisasi Tatar Krimea lokal, serta nama dan alamat para aktivis dan pemimpin opini di daerahnya. Meski dibebaskan, Ibragimova mengalami trauma atas perlakuan tersebut.

Selama delapan tahun terakhir kehadiran Rusia di Krimea, rumah para aktivis telah digeledah, hampir semua media independen Tatar Krimea ditutup dan jurnalis lokal dipaksa untuk pergi atau mengubah fokus mereka dari politik ke hiburan. Ada sensor penuh dari media lokal.

Politik Russifikasi juga telah berlangsung dengan kekuatan penuh. Sementara di atas kertas Krimea memiliki tiga bahasa resmi, yaitu Rusia, Tatar Krimea dan Ukraina, para aktivis dan pakar lokal mengatakan bahwa sekolah-sekolah dilarang mengajar dalam Tatar Krimea dan Ukraina.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini