News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Nilai Yen Terdepresiasi Cepat di Pasar Uang Jepang, Terus Melemah terhadap Dolar

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Papan kurs real time di sebuah bank di Tokyo Jepang, Selasa (13/9/2022) pagi. Nilai yen terus terdepresiasi cepat di pasar valuta asing, Selasa (13/9/2022) ini dan terus melemah terhadap dolar AS. Bahkan sempat mencapai 144.99 pagi ini.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Nilai yen terus terdepresiasi cepat di pasar valuta asing, Selasa (13/9/2022) ini dan terus melemah terhadap dolar AS. Bahkan sempat mencapai 144.99 pagi ini.

Mengapa yen terdepresiasi saat ini?

Seorang analis pasar uang mengatakan bahwa yen terdepresiasi karena perbedaan kebijakan moneter antara Jepang dan Amerika Serikat.

"Alasan utamanya adalah perbedaan kebijakan moneter antara Jepang dan Amerika Serikat," ungkap seorang analis pasar uang sumber Tribunnews.com, Selasa (13/9/2022).

Baca juga: SUV Tesla Model Y Mulai Dikirim ke Konsumen di Jepang

Perbedaan suku bunga antara Amerika Serikat dan Jepang sedang melebar.

Amerika Serikat memperketat kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga secara tajam untuk menahan inflasi historis.

Sementara Bank of Japan melanjutkan pelonggaran moneter skala besar untuk mendukung pemulihan ekonomi dari pandemi virus corona baru.

"Pandangan menyebar di pasar bahwa sikap kebijakan kedua negara tidak akan berubah untuk sementara waktu, dan gerakan untuk menjual yen dan membeli dolar, yang menguntungkan untuk investasi dengan suku bunga tinggi, menjadi aktif, menyebabkan depresiasi yang cepat dari yen," jelasnya.

Apakah depresiasi yen positif bagi perekonomian Jepang?

"Hingga saat ini, banyak orang di Jepang memandang pelemahan yen sebagai hal positif bagi perekonomian Jepang, karena akan meningkatkan keuntungan bagi perusahaan pengekspor seperti mobil, serta lebih banyak turis asing yang datang ke Jepang," tambahnya.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan Jepang telah memindahkan basis produksi mereka ke luar negeri, dan manfaat ekspor telah berkurang.

"Dalam hal pariwisata, jumlah pengunjung asing ke Jepang telah anjlok karena pandemi virus corona, dan untuk saat ini keuntungan dari pelemahan yen tidak dapat dimanfaatkan sepenuhnya," kata dia.

Selain itu, invasi Rusia ke Ukraina telah menyebabkan melonjaknya harga energi dan pangan, dan depresiasi yen, yang menaikkan harga impor, telah memberikan pukulan berat bagi bisnis dan rumah tangga.

Baca juga: 2 Universitas Besar Jepang Akan Bergabung Upayakan Dapat Dana 10 Triliun Yen Dari Pemerintah

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini