News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menjalani Lockdown Covid-19 Selama 40 Hari, Penduduk Xinjiang China Mengeluh Kelaparan  

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rak-rak kosong di supermarket terlihat di Hong Kong pada 1 Maret 2022, karena pembelian panik kembali ke kota minggu ini dengan banyak rak supermarket dilucuti menyusul pesan beragam dari pemerintah mengenai apakah mereka merencanakan penguncian kota akhir bulan ini ketika tes semua penduduk. Penduduk di daerah otonomi Xinjiang, China mengatakan mereka mengalami kelaparan, kekurangan pasokan obat-obatan dan kebutuhan sehari-hari setelah menjalani lockdown Covid-19 lebih dari 40 hari.

Dia mengaku belum bisa belajar atau tidur dalam beberapa hari terakhir, karena memikirkan keluarganya di Ghulja.

“Suara mereka selalu ada di kepala saya, mengatakan hal-hal seperti saya lapar, tolong bantu kami. Ini adalah abad ke-21, ini tidak terpikirkan," katanya.

Nyrola Elima, seorang keturunan etnis Uighur dari Ghulja juga mengatakan ayahnya telah menjatah persediaan tomat mereka yang semakin menipis. Ayahnya harus membagi tomat tersebut dengan neneknya yang berusia 93 tahun.

Sementara kerabat Elima lainnya, yaitu bibinya mengatakan dia telah kehabisan persediaan susu untuk cucunya yang baru berusia 2 tahun.

Baca juga: China Kembali Lockdown Jutaan Warganya untuk Cegah Penyebaran Klaster Kecil Covid-19

Pada pekan lalu, pemerintah Xinjiang meminta maaf melalui konferensi pers atas kekurangan pasokan makanan dan kebutuhan sehari-hari, dan menjanjikan tindakan perbaikan.

Meski pihak berwenang di Xinjiang mengakui keluhan dan protes warganya, namun regulator China telah membungkam mereka.

Banyak postingan keluhan warga Ghulja dihapus. Beberapa video yang dihapus telah diunggah ulang oleh netizen yang berjuang melawan keputusan regulator China.

Pada hari Senin (12/9/2022) lalu, polisi setempat mengumumkan penangkapan enam orang karena tindakan "menyebarkan desas-desus" tentang lockdown, termasuk postingan yang mengatakan seorang anak yang meninggal dan dugaan bunuh diri.

Pihak polisi mengatakan mereka yang ditangkap telah "menghasut oposisi" dan "mengganggu ketertiban sosial".

Kementerian Luar Negeri China tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai hal ini.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Turun Lebih dari 2 % , Lockdown di China Turut Jadi Penyebabnya

Pihak berwenang China telah memerintahkan tes Covid-19 massal dan lockdown di kota-kota kecil di seluruh China dalam beberapa pekan terakhir, yang dimulai dari kota Sanya di pulau tropis Hainan hingga barat daya Chengdu, sampai ke kota pelabuhan di utara China, Dalian.

Di Kota Guiyang, di provinsi Guizhou, sebuah kebun binatang meminta bantuan pada pekan lalu, untuk dikirimkan daging babi, ayam, apel, semangka, wortel dan produk lainnya karena mereka khawatir akan kehabisan pasokan makanan untuk hewan di kebun binatang tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini