TRIBUNNEWS.COM - Saat Pangeran Charles naik takhta menjadi raja, namanya tidak serta merta menjadi Raja Charles saja.
Ada angka romawi III yang mengikuti namanya. Hal itu menandakan bahwa ada Raja Charles I dan II sebelum dirinya.
Lantas siapakah Raja Charles I dan II serta bagaimana sejarah mereka?
Mengutip TODAY.com, beginilah sejarah tentang Raja Charles I dan Raja Charles II.
Raja Charles I yang Kontroversial
Raja Charles I mungkin lebih dikenal bagaimana ia meninggal.
Baca juga: Raja Charles III Pecat 100 Staf Clarence House Saat Upacara Penghormatan untuk Ratu Elizabeth II
Raja Charles I dipenggal di depan umum di luar Istana Whitehall London pada tahun 1649 setelah diadili karena pengkhianatan.
Charles I bukan raja paling populer pada masanya.
"Ia dikenang sebagai sosok yang sangat kontroversial," kata sejarawan kerajaan Carolyn Harris kepada TODAY.
Banyak masalah Charles I berasal dari keyakinannya yang kuat pada hak ilahi raja.
Ia percaya bahwa Tuhan telah memberinya wewenang untuk memerintah dan ia tidak bertanggung jawab terhadap hukum duniawi yang ditetapkan oleh Parlemen Inggris.
Charles lantas membubarkan Parlemen dan memerintah selama 11 tahun tanpa Parlemen.
Namun keadaan menjadi canggung pada tahun 1640 ketika Charles membutuhkan uang untuk membayar Perang Uskup (yang dipicu oleh usahanya untuk membatasi kebebasan beragama rakyat Skotlandianya).
Dia akhirnya dengan enggan membuka kembali Parlemen sehingga dapat menaikkan pajak.
Pada titik ini, hubungan antara raja dan Parlemen telah rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi.
Pada tahun 1642, Inggris mengalami serangkaian perang saudara berdarah.
Tujuh tahun kemudian, Charles I dieksekusi.
Hari ini, replika surat kematian Charles I masih tergantung di ruang jubah penguasa di Istana Westminster, menurut BBC, menjadi pengingat suram bagi raja dan ratu tentang batas kekuasaan mereka.
Raja Charles II yang Terkenal Playboy
Putra dari Raja Charles I, yakni Charles II, dikenal sebagai "Merry Monarch" karena gaya hidupnya yang mewah.
Ia sering menghabiskan waktunya di istana sepupunya yang suka berpesta, Raja Prancis Louis XIV.
Raja Charles II memiliki banyak wanita simpanan dan anak di luar pernikahan.
Orang-orang pada saat itu bahkan bercanda Raja Charles II berusaha menggantikan semua bangsawan yang hilang selama Perang Saudara Inggris.
"Sepertinya raja secara pribadi menjadi ayah dari rakyatnya, dan kemudian menciptakan aristokrasi baru ini," kata Harris.
Faktanya, Harris mencatat, beberapa anggota aristokrasi yang lebih baru, termasuk mendiang Diana, Princess of Wales, dan Sarah, Duchess of York, adalah keturunan Charles II melalui berbagai anak haramnya, kata Harris.
Charles II mungkin dikenang sebagai seorang playboy, kisahnya memiliki sisi gelap.
Setelah Charles I dipenggal, monarki sempat dihapuskan.
Charles II terpaksa menghabiskan lebih dari satu dekade di pengasingan, sebagian besar di Belanda.
Selama waktu itu, Inggris diperintah oleh Oliver Cromwell.
Parlemen Puritan menutup teater dan membatasi perayaan Natal, Paskah, dan festival lainnya.
Setelah kematian Cromwell, Charles II kembali dan menjadi Raja Inggris, Skotlandia dan Irlandia pada tahun 1660, memulihkan monarki.
Sebagai bagian dari apa yang dikenal sebagai periode Restorasi, Charles II membuka kembali teater dan membawa kembali banyak hiburan budaya yang sempat dibatasi di bawah pemerintahan Cromwell.
Untuk memperjelas bahwa hari-hari Cromwell telah berakhir, Charles II meminta jasad Cromwell yang sudah terkubur untuk digali lagi, kemudian digantung, dan dipenggal.
Kepala Cromwell kemudian dipajang di paku di luar Westminster Hall London.
Westminster Hall London adalah tempat di mana Charles III baru-baru ini berbicara kepada anggota Parlemen setelah kematian Ratu Elizabeth, bersumpah untuk menegakkan "tradisi parlementer penting" negaranya.
Nama Raja Charles III
Dengan sejarah yang tidak begitu baik seputar nama Raja Charles, lalu mengapa Raja Charles III memilih menggunakan nama itu?
Raja Charles III memiliki nama lengkap Charles Philip Arthur George.
Ia bisa saja menggunakan George untuk namanya sebagai raja.
Namun Harris mengatakan raja saat ini memilih untuk menyebut dirinya sebagai Charles III mungkin karena alasan praktis semata.
"Dia dikenal publik sebagai Charles, jadi akan sangat sulit untuk memikirkannya dengan nama lain," katanya.
Lalu bagaimana dengan George?
Harris mengatakan Charles III memilih untuk tidak menggunakan nama George karena akan menyebabkan kebingungan, mengingat cucunya juga bernama George.
Lantas mengapa mendiang Ratu Elizabeth II menamai putra sulungnya Charles, mengingat nama itu menyimpan sejarah kelam kerajaan Inggris?
"Ketika Pangeran Charles lahir pada tahun 1948, ada banyak pilihan untuk namanya," kata Harris.
"Putri Elizabeth menjelaskan, ia hanya menyukai nama itu, Charles."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)