News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Australia Tidak Menutup Pintu Kunjungan Bagi Turis Rusia

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tak Jauh Dari Kota Sydney

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, SYDNEY – Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles pada hari Minggu (18/9/2022) mengatakan bahwa Australia tidak akan melarang turis Rusia memasuki negara itu, sebagai tanggapan atas invasi yang dilakukan Moskow ke Ukraina.

Sejak awal konflik, Australia telah memberikan sanksi kepada ratusan individu dan entitas Rusia, termasuk sebagian besar sektor perbankan Rusia dan semua organisasi yang bertanggung jawab atas utang negara.

Kemudian, Australia juga telah memasok peralatan pertahanan dan mengirim bantuan kemanusiaan ke Ukraina.

Baca juga: Isu Referendum Merebak, Anggota Parlemen Australia Tegaskan Setia pada Raja Charles III

Di sisi lain, negara itu melarang ekspor aluminium, termasuk bauksit ke Rusia.

Ditanya apakah Australia juga akan melarang masuk turis Rusia, Marles mengatakan bahwa sanksi hanya ditujukan kepada pemerintah Rusia, bukan orang Rusia itu sendiri.

"Ini bukan sesuatu yang kami pertimbangkan saat ini," kata Marles yang dikutip oleh Reuters, Senin (19/9/2022).

Marles menolak untuk menjelaskan apakah Australia akan menyediakan lebih banyak Bushmaster dan kendaraan yang dilindungi lainnya ke Ukraina setelah permintaan baru-baru ini dari duta besar Ukraina untuk Australia.

"Kami akan melihat bagaimana kami dapat memberikan dukungan berkelanjutan itu," kata Marles

Pada Juli lalu, Australia menjanjikan 60 Bushmaster dan 28 Kendaraan Lapis Baja M113AS4 ke Ukraina sebagai bagian dari bantuan militer senilai lebih dari 385 juta dolar Australia.

Di samping itu, Marles menyebut bahwa kesepakatan untuk memproduksi kapal selam bertenaga nuklir di bawah aliansi yang dijuluki AUKUS (Australia, Amerika Serikat, dan Inggris) saat ini sedang berjalan sesuai rencana.

“Kami yakin dapat mengumumkan produksi kapal selam bertenaga nuklir pada paruh pertama tahun depan,” kata Marles, seraya menambahkan bahwa penting untuk tidak melihat proses akuisisi kapal selam sebagai “semacam persaingan antara Amerika Serikat dan Inggris".

"Kedua negara bekerja sangat erat dengan kami untuk membantu kami memperoleh kemampuan ini," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini