Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Mantan PM Jepang Yoshihide Suga hampir menangis saat pembacakan pesan terakhir buat almarhum Shinzo Abe merasa bangga Abe menjadi PM Jepang.
“Saya terpesona oleh matanya yang lurus dan tekadnya untuk tetap berpegang pada keyakinannya. Saya yakin bahwa orang ini adalah orang yang suatu hari akan menjadi Perdana Menteri, dan bahwa dialah yang harus menjadi Perdana Menteri,” kata PM Suga sore ini (27/9/2022) dalam upacara pemakaman kenegaraan almarhum Shinzo Abe di Budokan Tokyo.
Suga memberikan pesan terakhirnya buat Abe dan kata-kata seperti di bawah ini.
“Saat itu tanggal 8 Juli.
Saya mendengar berita yang tidak dapat dipercaya dan tetap berusaha menyelamatkan hidup Anda,” kata Suga.
“Aku ingin melihatmu, aku ingin berbagi udara yang sama denganmu di ruang yang sama.”
Dengan pemikiran itu, saya menuju ke situs tersebut, dan dapat menyentuh senyum hangat Anda untuk saat terakhir.
Delapan puluh hari telah berlalu sejak hari yang menentukan itu.
Sejak saat itu, pagi akan datang dan matahari akan terbenam. Jangkrik, yang begitu keras, menjadi tenang, dan awan musim gugur mulai melayang di langit yang tinggi.
Musim bergerak maju. Waktu berlalu tanpamu. Saya masih ingat sesuatu yang tidak bisa saya maafkan tentang kepergian tanpa ampun.
Mengapa dari semua hal, Surga membuat tragedi seperti itu menjadi kenyataan dan mengambil nyawa seseorang yang seharusnya tidak kehilangan?
Saya minta maaf. Sembari merasakan duka dan amarah silih berganti, aku menyambut hari ini.
Tapi Perdana Menteri Abe... Aku meneleponmu, bisakah engkau melihatnya?