Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Presiden China Xi Jinping muncul kembali di hadapan publik saat dirinya mengunjungi sebuah pameran di Beijing.
Kunjungan Xi Jinping ke sebuah pameran di Beijing pada hari Selasa (27/9/2022), telah disiarkan oleh televisi pemerintah, sekaligus menepis desas-desus yang tidak terverifikasi kebenarannya bahwa dia berada di bawah tahanan rumah.
Dikutip dari Aljazeera, Rabu (28/9/2022) Xi Jinping telah absen dari mata publik sejak dia kembali ke China dari pertemuan puncak di Uzbekistan. Hal tersebut mendorong spekulasi yang tidak berdasar tentang kudeta militer di Beijing.
Baca juga: Analis Intelijen Bantah Rumor Kudeta Terhadap Presiden China Xi Jinping
Desas-desus mengenai kudeta Xi Jinping tersebar luas menjelang Kongres ke-20 Partai Komunis Tiongkok (PKT).
Kongres Partai Komunis Tiongkok tersebut akan diadakan pada 16 Oktober, di mana Xi Jinping diperkirakan akan mengamankan masa jabatan ketiganya sebagai pemimpin China.
Xi Jinping telah menjadi presiden China sejak 2012. Pada tahun 2018, ia merevisi batas 10 tahun untuk memegang jabatan teratas, yang dipatuhi oleh dua pendahulunya dan menjadikannya sebagai pemimpin partai yang paling kuat sejak Mao Zedong.
Pada hari Minggu (25/6), media pemerintah mengumumkan daftar 2.300 delegasi komite pusat PKT. Adanya nama Xi Jinping dalam daftar tersebut semakin membantah rumor yang ramai di media sosial tentang kudeta militer di Beijing.
MOMEN Terakhir Xi Jinping Tampak di Publik
Dikutip dari businesstoday.in, terakhir kali Presiden China terlihat di depan umum adalah pada KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Samarkand, Uzbekistan.
KTT tersebut juga dihadiri oleh Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Ada kemungkinan kuat Xi Jinping dikarantina sepulangnya dari luar negeri tersebut.
Baca juga: MOMEN Terakhir Xi Jinping Tampak di Publik, Satu Acara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin
Hal tersebut sesuai dengan mengikuti 'Kebijakan Nol Covid' yang ketat di negara itu.
Berdasarkan kebijakan tersebut, setiap individu yang masuk ke China dari luar negeri harus menjalani karantina.
Analis Intelijen Bantah Rumor Kudeta Terhadap Presiden China Xi Jinping
Desas-desus kudeta terhadap Presiden China Xi Jinping yang ramai diperbincangkan di internet sepanjang Sabtu lalu dihentikan, setelah dilakukannya penyelidikan dan analisis dunia maya oleh analis intelijen.
Putusannya adalah bahwa gerakan pasukan militer China, yang diklaim berdampak pada pembatalan penerbangan besar-besaran negara itu adalah hal yang tidak benar.
Dikutip dari laman www.tribuneindia.com, Selasa (27/9/2022), semua isu ini dimulai saat 'wartawan lepas' Jennifer Zeng memperkuat dugaannya dalam bahasa Inggris terkait rumor yang beredar di Twitter berbahasa Mandarin sejak 21 September lalu.
Sesaat setelah itu, ada satu kabar yang mengklaim bahwa mantan Presiden dan Perdana Menteri (PM) telah membujuk mantan anggota Komite Tetap Song Ping untuk mengambil kendali Biro Pengawal Pusat pada malam itu.
Baca juga: Perjalanan Karier Politik Xi Jinping: Sempat Ditolak Partai, tapi Kini akan Jadi Presiden 3 Periode
Sedangkan Presiden Xi Jinping dikabarkan ditahan di bandara, setelah kembali dari KTT Samarkand pada 16 September lalu.
Ada rincian yang menunjukkan bahwa sesuatu yang jahat sedang terjadi, grafik palsu pun dibuat untuk menunjukkan bahwa penerbangan telah dibatalkan di China.
Begitu pula munculnya sebuah video ledakan besar yang menunjukkan adanya pertempuran sengit di Beijing, serta video pendek lainnya menunjukkan gerakan pasukan militer yang diklaim menuju Zhongnanhai, markas besar Komite Sentral Partai Komunis China.
Analis intelijen pun secara cepat membantah klaim ini, visual dari ledakan tersebut dilacak dan ternyata terkait dengan salah satu peristiwa yang terjadi di Tianjin pada 2015.
Sedangkan situs web pelacakan penerbangan, salah satunya diambil secara singkat oleh grafik palsu, padahal fakta menunjukkan bahwa semua normal di langit di atas China.
Baca juga: VIDEO Menilik Keberadaan Xi Jinping di Tengah Desas-desus Kudeta Militer di China
Begitu pula dengan video gerakan pasukan yang ditemukan 'ternyata tidak berhubungan'.
Analis intelijen menemukan bahwa sejumlah akun dengan pengikut yang sangat rendah, bertindak sebagai penyebar utama rumor kudeta Xi Jinping.
Mengingat adanya ketegangan hubungan dengan China, beberapa akun Twitter sayap kanan dari India turut melakukan retweet banyak klaim kudeta yang memunculkan perdebatan.