News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wanita-wanita Australia yang 'Ditipu' Pejuang ISIS akan Diselamatkan dari Kamp Pengungsi di Suriah

Penulis: Rica Agustina
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota ISIS berserta istri dan anak-anak mereka keluar dari desa Baghouz di provinsi Deir Ezzor, Suriah timur, Kamis (14/3/2019). - Sebanyak 16 wanita dan 42 anak-anak Australia yang merupakan keluarga pejuang ISIS akan diselamatkan dari kamp-kamp pengungsi di Suriah.

TRIBUNNEWS.COM - Canberra akan menyelamatkan wanita dan anak-anak Australia yang merupakan keluarga pejuang ISIS dari di kamp-kamp pengungsi di Suriah, media melaporkan pada Senin (3/10/2022).

Penyelamatan itu dilakukan menyusul misi rahasia oleh badan intelijen keamanan negara itu.

Sebanyak 16 wanita dan 42 anak-anak pejuang ISIS yang mati atau dipenjara telah ditahan di kamp-kamp selama tiga setengah tahun.

Pemerintah belum mengkonfirmasi laporan yang menyebut mereka akan dipulangkan atau tidak.

Juru bicara Menteri Dalam Negeri Clare O'Neil mengatakan prioritas utama pemerintah saat ini adalah melindungi warganya.

"Prioritas utama Pemerintah Australia adalah perlindungan warga Australia dan kepentingan nasional Australia, yang diinformasikan oleh nasihat keamanan nasional," kata O'Neil sebagaimana dikutip CNN.

Baca juga: Australia akan Selamatkan Keluarga Anggota ISIS dari Suriah

"Mengingat sifat sensitif dari masalah yang terlibat, tidak pantas untuk berkomentar lebih lanjut," sambung O'Neil.

O'Neil tidak segera menanggapi seruan rekan oposisinya agar pemerintah meyakinkan warga Australia bahwa siapa pun yang mungkin telah diradikalisasi tidak menimbulkan ancaman saat mereka kembali ke Australia.

Sementara itu, Menteri Lingkungan Tanya Plibersek mengatakan ada sekitar 40 anak Australia yang tinggal di sebuah kamp di Suriah.

Beberapa ibu dari anak-anak itu ditipu dan dinikahkan dengan pejuang ISIS ketika mereka masih sangat muda, jelas Plibersek.

"Ketika mereka kembali ke Australia, saya pikir akan sangat penting bahwa anak-anak khususnya menerima konseling," kata Plibersek.

Mereka juga akan tetap dipantau badan keamanan dan intelijen.

"Tapi saya pikir untuk semua orang yang terlibat, akan ada harapan berkelanjutan bahwa badan keamanan dan intelijen kami akan tetap berhubungan dengan mereka dan memantau mereka," lanjut Plibersek.

Australia pertama kali menyelamatkan delapan anak dan cucu dari dua pejuang ISIS yang tewas dari sebuah kamp pengungsi Suriah pada 2019, tetapi telah menunda pemulangan yang lain sampai sekarang.

(Tribunnews.com/Rica Agustina)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini