TRIBUNNEWS.COM - Serangan udara Amerika Serikat di Somalia telah menewaskan seorang pemimpin militan al-Shabaab, Abdullahi Nadir pada hari Sabtu (1/10/2022).
Demikian dilaporkan oleh Komando Afrika AS dalam sebuah pernyataan.
AS mengatakan, penilaian awal serangan itu adalah bahwa seorang pemimpin militan al-Shabaab telah tewas dan tidak ada korban sipil.
Meskipun pernyataan itu tidak mengidentifikasi militan, Kementerian Informasi, Kebudayaan, dan Pariwisata Somalia mengatakan di Twitter, sebuah operasi pada hari Sabtu dengan mitra internasional membunuh Abdullahi Nadir.
Pada akhir September, serangan udara AS di Somalia menewaskan 27 anggota al-Shabaab.
Itu menjadi bagian dari peningkatan dukungan bagi pemerintah Somalia setelah keputusan Presiden Joe Biden pada bulan Mei untuk menyetujui penempatan kembali pasukan AS ke timur Afrika.
Baca juga: Al-Shabab Bunuh 20 Orang di Somalia, Bakar 7 Pengangkut Makanan dan Ledakan Sumur saat Kekeringan
“Al-Shabaab adalah jaringan Al Qaeda terbesar dan paling aktif secara kinetik di dunia dan telah membuktikan keinginan dan kemampuannya untuk menyerang pasukan AS dan mengancam kepentingan keamanan AS,” kata Komando Afrika, seperti dilansir CNN.
Pada Desember 2020, Presiden Donald Trump saat itu memerintahkan penarikan pasukan AS dari Somalia di hari-hari akhir pemerintahannya.
Tetapi, seorang pejabat senior pemerintahan Biden menggambarkan penarikan itu "tiba-tiba dan mendadak," dan al-Shabaab hanya tumbuh lebih kuat sejak saat itu.
Pada Mei tahun ini, Biden menyetujui permintaan Pentagon untuk mengerahkan kurang dari 500 tentara ke Somalia dengan berkonsultasi dengan pemerintah Somalia.
AS telah melakukan beberapa serangan terhadap al-Shabaab sejak persetujuan, tetapi sampai serangan udara terbaru, operasi secara eksplisit dalam membela pasukan pemerintah Somalia.
Komando Afrika mengatakan serangan itu terhadap gerilyawan al-Shabaab yang menyerang pasukan Somalia, dan tanggapan AS adalah untuk membela pasukan mitra yang ditunjuk.
Tapi serangan hari Sabtu adalah operasi yang ditargetkan khusus terhadap seorang pemimpin al-Shabaab.
Komando Afrika mengatakan akan terus mengambil tindakan untuk mencegah kelompok teroris jahat ini merencanakan dan melakukan serangan terhadap warga sipil.
(Tribunnews.com/Yurika)