TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Setidaknya tujuh rudal rusia dilaporkan menghantam kota industri Zaporizhzhia di selatan negara tersebut.
Dalam serangan itu, sedikitnya 14 orang dilaporkan meninggal dunia.
Dalam serangan salvo rudal Rusia itu, tiga rudal di antaranya jatuh di pusat kota, yang berjarak sekitar 40 kilometer dari pertempuran artileri di wilayah selatan Ukraina.
“Berita sedih terus datang kepada kami dari analisis bangunan yang terkena serangan,” tutur sekretaris dewan kota Zaporizhzhia, Anatoly Kurtev, dalam pernyataan via Telegram.
“Untuk saat ini jumlah korban tewas mencapai 14 orang,” sebutnya.
Sementara Militer Ukraina telah mengonfirmasi serangan ini dan menyebut ada puluhan korban.
Anton Gerashchenko, penasihat senior Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan, angka awal menunjukkan 17 tewas dan 40 terluka setelah serangan terhadap pemukiman warga.
"Rusia tidak dapat melakukan balasan di medan perang dan karena itu menyerang kota-kota di belakang," katanya.
Baca juga: UPDATE Invasi Rusia-Ukraina Hari ke-228, Putin Tingkatkan Keamanan di Jembatan Kerch Krimea
Sementara itu, menurut laporan Guardian, sedikitnya 12 orang tewas dan 49 dirawat di rumah sakit, termasuk enam anak-anak, akibat serangan di Zaporizhzhia, kata gubernur wilayah itu.
"Mungkin ada lebih banyak orang di bawah reruntuhan. Operasi penyelamatan sedang berlangsung di tempat kejadian. Delapan orang telah diselamatkan," kata Gubernur Oleksandr Starukh.
Dilansir AP News, rentetan roket ini menghantam wilayah tenggara Ukraina setelah sebuah ledakan besar merusak sebagian jembatan Kerch, yang menghubungkan Semenanjung Krimea dengan Rusia pada Sabtu (8/10/2022).
Jembatan itu merupakan jalur arteri pasokan militer selama invasi Rusia ke Ukraina.
Zaporizhzhia telah berulang kali menjadi sasaran serangan dalam beberapa pekan terakhir.
Kota ini juga berada di wilayah yang dikuasai Rusia dan telah dicaplok Presiden Vladimir Putin pada pekan lalu.