News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Belajar dari Perang Ukraina-Rusia, Pakar: Kunci Menang Perang Terletak pada The Man Behind The Gun

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pejuang Ukraina berdiri di atas tank di kharkiv pada 9 September 2022, di tengah invasi Rusia ke Ukraina.

Berbeda dengan Rusia, kata Iftitah, warga Ukraina merelakan dirinya untuk ikut wajib militer membela negaranya.

Mantan Komandan Batalyon Kavaleri 4/Tank Kodam III Siliwangi ini, juga merujuk kepada pelajaran dari Perang Dunia II.

Salah satu kesuksesan Jerman dalam perang kilat adalah Auftragstaktik.

Auftragstaktik, kata Iftitah, adalah filosofi militer yang menekankan kepada pemberian ruang dan waktu kepada komandan bawahan, untuk mengambil sejumlah inisiatif.

Auftragstaktik adalah ruang kreasi komandan bawahan, untuk melakukan sejumlah tindakan yang diyakininya, akan mampu mencapai keberhasilan tugas pokok. Tentu tetap dalam koridor petunjuk perencanaan komandan atasannya.

Iftitah mengatakan, "Jadi, komandan bawahan tidak selalu bertanya; Izin Komandan, mohon petunjuk, dalam setiap langkahnya. Cukuplah komandan atasan mengatakan: Ini misi yang harus dicapai, dalam waktu tertentu. Soal bagaimana mengeksekusinya diserahkan kepada komandan bawahan."

Tapi Iftitah menegaskan, tentu Auftragstaktik tidak bisa seketika dijalankan. Harus dimulai dengan melakukan reformasi pendidikan militer di semua bidang.

Auftragstaktik ini, katanya, ditiru oleh oleh Inggris dengan Mission Type Order-nya, ditiru juga oleh Amerika Serikat dengan Mission Command-nya, hingga sekarang.

Ini diterapkan bukan hanya untuk para perwira Kavaleri, tetapi juga untuk seluruh kecabangan lainnya.

Oleh karen itu, Iftitah menyarankan agar Kavaleri TNI-AD melakukan transformasi organisasi, peralatan, doktrin, taktik serta sumber daya manusianya.

Ini disampaikan Iftitah dalam seminar Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) yang diselenggarakan secara online (12/10).

Para pembicara yang lain adalah Direktur Persenjataan Pusat Kesenjataan Kavaleri TNI AD Brigjen TNI Agus Erwan, Wakil Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Brigjen TNI Rano Tilaar, dan Wartawan Kompas Harry Susilo yang baru pulang dari meliput perang di Ukraina.

Iftitah, alumnus US Army Command and General Staff College, menguraikan di bidang organisasi, bentuk transformasi ini harus mengutamakan combined armed.

Di bidang peralatan, Kavaleri bisa melakukan negosiasi dengan satuan Penerbangan TNI AD (Penerbad) untuk menyertakan Heli Apache dan Heli Mi-35 sebagai bagian dari pengerahan Satuan Kavaleri.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini