TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri (PM) Inggris yang baru, Rishi Sunak akan menghadapi tantangan besar dalam memproyeksikan stabilitas ekonomi.
Inggris berada dalam kekacauan pasar, keuangan, dan politik parah dalam sejarah.
Dilansir CNN, mantan Menteri Keuangan (Menkeu) tersebut terpilih menggantikan Liz Truss, mantan rivalnya yang menjadi PM hanya 45 hari.
Sunak secara resmi menjabat sebagai PM Inggris setelah dinobatkan oleh Raja Charles III pada Selasa (26/10/2022).
Pada Senin (24/10/2022) Sunak menuturkan prioritas utamanya setelah menjabat yakni menyatukan partai dan negara dalam menghadapi tantangan ekonomi yang parah.
Investor sambut dengan hati-hati
Baca juga: Transkrip Lengkap Pidato Perdana PM Inggris Rishi Sunak
Setelah Sunak resmi menduduki kursi PM, para investor dengan hati-hati menyambut berita kemenangannya.
Pound bergerak masuk dan keluar dari zona merah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin (24/10/2022).
Itu adalah perdagangan terakhir di atas $ 1,13, sekitar 0,1 persen lebih tinggi.
Imbal hasil obligasi Inggris bertenor 10 tahun, yang bergerak berlawanan dengan harga, turun menjadi 3,76 persen. Indeks FTSE 250 dari perusahaan menengah Inggris naik 1,1 persen.
Sebelumnya, dalam kampanye pemilihan PM beberapa bulan lalu, Sunak berjanji membantu rumah tangga mengatasi kenaikan biaya hidup.
Sunak berjanji akan memotong pajak, tetapi hanya setelah tekanan harga mereda.
Baca juga: Joe Biden dan Rishi Sunak Bersiap Lawan China, Sepakat Dukung Ukraina
Namun prospek ekonomi telah memburuk tajam sejak saat itu - paling tidak karena gejolak pasar yang dipicu oleh rencana Truss yang sekarang ditinggalkan untuk memangkas pajak sesegera mungkin dan meningkatkan pinjaman pemerintah.
Ukuran aktivitas ekonomi yang diawasi ketat turun ke level terendah 21-bulan di bulan Oktober.