TRIBUNNEWS.COM - Inilah profil Elon Musk, CEO mobil listrik Tesla Inc dan SpaceX yang resmi membeli Twitter senilai $44 miliar (Rp683 Triliun).
Elon Musk awalnya menawarkan untuk membeli Twitter pada bulan April 2022, kemudian berubah pikiran dan mencoba untuk mundur pada bulan Mei.
Kemudian, dia berubah pikiran lagi pada tanggal 4 Oktober, mengajukan surat kepada Komisi Sekuritas dan Bursa yang menegaskan komitmennya pada kesepakatan awal.
Akhirnya pada Jumat (28/10/2022), orang terkaya di dunia ini telah menyelesaikan pengambilalihan Twitter senilai $44 miliar, BBC melaporkan.
Berikut ini profil dari Elon Musk yang kini memiliki Twiiter.
Baca juga: Resmi Ambil Alih Twitter, Elon Musk Langsung Pecat Pejabat Eksekutif
Keluarga dan Kehidupan Pribadi
Diketahui, Elon Musk lahir pada 28 Juni 1971 di Pretoria, Afrika Selatan.
Ayahnya bernama Errol Musk, seorang insinyur kaya Afrika Selatan dan ibunya bernama Maye Musk, model Kanada.
Saat masih anak kecil, Elon Musk sering tenggelam dalam lamunannya tentang penemuan.
Sehingga orang tua dan dokternya memerintahkan tes untuk memeriksa potensinya, dikutip dari Biography.
Elon Musk menghabiskan masa kecilnya bersama saudara laki-lakinya Kimbal Musk dan saudara perempuannya Tosca Musk di Afrika Selatan.
Orang tua Elon Musk bercerai saat usianya 10 tahun.
Elon Musk mulai menunjukkan minatnya pada komputer.
Dia belajar sendiri bagaimana memprogram.
Ketika Elon Musk berusia 12 tahun, dia menjual perangkat lunak pertamanya, sebuah game yang dia buat bernama Blastar.
Selama di sekolah dasar, Elon Musk tertutup dan kutu buku.
Dia menjadi korban bully sampai dia berusia 15 tahun.
Namun, perundungan ini membuatnya tumbuh kuat dengan mempelajari karate dan gulat.
Pendidikan
Saat usianya 17 tahun, Elon Musk pindah ke Kanada untuk kuliah dan menghindari wajib militer di Afrika Selatan.
Pada tahun 1989, Elon Musk mulai kuliah di Queen's University.
Elon Musk memperoleh kewarganegaraan Kanada pada tahun 1989.
Pada tahun 1992, Elon Musk meninggalkan Kanada untuk belajar bisnis dan fisika di University of Pennsylvania.
Elon Musk lulus dengan gelar sarjana di bidang ekonomi dan melanjutkan kuliah untuk gelar sarjana kedua di bidang fisika.
Setelah meninggalkan Pennsylvania, Elon Musk kuliah di Universitas Stanford, California untuk mengejar gelar PhD dalam fisika energi.
Saat itu, internet sedang booming di pasaran.
Elon Msuk keluar dari Stanford setelah dua hari menjadi mahasiswa di sana.
Ia memilih meluncurkan perusahaan pertamanya, Zip2 Corporation pada 1995.
Elon Musk menjadi warga negara Amerika Serikat pada 2002.
Baca juga: Orang Terkaya Dunia Elon Musk Kunjungi Markas Twitter Sambil Bawa Wastafel
Daftar Perusahaan Elon Musk
Perusahaan Zip2
Elon Musk meluncurkan perusahaan pertamanya, Zip2 Corporation, pada tahun 1995 bersama saudaranya, Kimbal Musk.
Zip2 menyediakan konten untuk situs web baru The New York Times dan Chicago Tribune.
Pada tahun 1999, sebuah divisi dari Compaq Computer Corporation membeli Zip2 seharga $307 juta tunai dan $34 juta dalam opsi saham.
PayPal
Pada tahun 1999, Elon dan Kimbal Musk menggunakan uang dari penjualan Zip2 mereka untuk mendirikan X.com, sebuah perusahaan layanan/pembayaran keuangan online.
Akuisisi X.com pada tahun berikutnya mengarah pada penciptaan PayPal seperti yang dikenal saat ini.
Pada bulan Oktober 2002, Elon Musk memperoleh miliaran pertamanya ketika PayPal diakuisisi oleh eBay seharga $1,5 miliar dalam bentuk saham.
Sebelum penjualan, Elon Musk memiliki 11 persen saham PayPal.
SpaceX
Elon Musk mendirikan perusahaan ketiganya, Space Exploration Technologies Corporation, atau SpaceX, pada tahun 2002.
SpaceX bertujuan membangun pesawat ruang angkasa untuk perjalanan ruang angkasa komersial.
Pada tahun 2008, NASA memberikan kontrak kepada SpaceX untuk menangani transportasi kargo untuk Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Baca juga: Elon Musk Sudah Kantongi Pendanaan dari Investor, Akuisisi Twitter Disahkan 28 Oktober
Roket Falcon 9
Pada 22 Mei 2012, Elon Musk dan SpaceX meluncurkan roket Falcon 9 ke luar angkasa dengan kapsul tak berawak.
Kendaraan itu dikirim ke Stasiun Luar Angkasa Internasional dengan 1.000 pon persediaan untuk para astronot yang ditempatkan di sana.
Pada Februari 2015, SpaceX meluncurkan Falcon 9 lain yang dilengkapi dengan satelit Deep Space Climate Observatory (DSCOVR), yang bertujuan untuk mengamati emisi ekstrem dari matahari yang memengaruhi jaringan listrik dan sistem komunikasi di Bumi.
Misi Roket BFR ke Mars
Pada bulan September 2017, Elon Musk mempresentasikan rencana desain yang diperbarui untuk BFR-nya (Big Falcon Rocket).
BFR adalah raksasa bermesin 31 yang diatapi oleh pesawat ruang angkasa yang mampu membawa setidaknya 100 rakyat.
Misi SpaceX melalui BFR adalah meluncurkan misi kargo pertama ke Mars pada tahun 2022, sebagai bagian dari tujuan menyeluruhnya untuk menjajah Planet Merah.
Satelit Internet Starlink
Pada akhir Maret 2018, SpaceX menerima izin dari pemerintah AS untuk meluncurkan armada satelit ke orbit rendah dengan tujuan menyediakan layanan Internet.
Jaringan satelit bernama Starlink, idealnya akan membuat layanan broadband lebih mudah diakses di daerah pedesaan.
SpaceX meluncurkan gelombang pertama 60 satelit pada Mei 2019, dan diikuti dengan muatan 60 satelit lainnya pada November.
Tesla Motors
Elon Musk menjadi bagian dari pendiri, CEO, dan arsitek produk di Tesla Motors.
Tesla Motors adalah sebuah perusahaan yang dibentuk pada tahun 2003 yang didedikasikan untuk memproduksi mobil listrik pasar massal yang terjangkau serta produk baterai dan atap surya.
Elon Musk bertugas mengawasi semua pengembangan produk, rekayasa, dan desain produk perusahaan.
Roadster
Lima tahun setelah pembentukannya, pada Maret 2008, Tesla meluncurkan Roadster.
Roaster adalah sebuah mobil sport yang mampu berakselerasi dari 0 hingga 60 mph dalam 3,7 detik.
Motor ini juga mampu menempuh jarak hampir 250 mil di antara pengisian baterai lithium ionnya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Elon Musk