Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Seorang pekerja terluka di salah satu pabrik pembuat roti raksasa Korea Selatan (Korsel) SPC Group pada Minggu lalu.
Insiden ini terjadi hanya dua hari setelah pimpinan perusahaan itu menyampaikan permintaan maafnya secara publik sebagai tanggapan atas kecelakaan kerja mematikan yang terjadi di pabrik lain yang dijalankan oleh grup roti tersebut.
Dikutip dari laman koreaherald.com, Jumat (28/10/2022), seorang pekerja pabrik berusia 40-an tahun kehilangan jarinya saat mencoba memilah produk cacat dari mesin otomatis di pabrik pembuat roti Shany yang dioperasikan oleh SPC Group di Seongnam, Provinsi Gyeonggi, sekitar pukul 06.10 waktu setempat.
Baca juga: Kronologis Karyawati Toko Roti Paris Baguette Tewas Tergilas Mesin Pengaduk
Dua pekerja lainnya dilaporkan melihat karena berada di lokasi kejadian.
Perlu diketahui, SPC Group menjalankan berbagai merek seperti toko roti Samlip, Shany, Paris Baguette, dan Paris Croissant, serta jaringan donat Dunkin' Donuts dan jaringan es krim Baskin-Robbins yang beroperasi di Korsel.
Setelah mengalami insiden tersebut, korban pun langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk menjalani operasi rekonstruksi jari.
Polisi kemudian meluncurkan penyelidikan untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan itu dan juga untuk menentukan apakah korban telah mematuhi aturan keselamatan dalam bekerja.
Insiden itu terjadi hanya dua hari setelah Chief Executive Officer (CEO) SPC Group Heo Young-in meminta maaf atas kematian seorang karyawan yang tewas tergiling mesjn pengaduk saus di pabrik pembuatan roti Paris Baguette.
Ia pun berjanji untuk tidak mengulangi tragedi itu.
"Saya merasa sangat bertanggung jawab atas kecelakaan ini dan menerima semua kritik dari publik tanpa alasan apapun. Untuk mencegah terulangnya tragedi tersebut, kami akan merevisi sistem manajemen keselamatan kami secara menyeluruh dan memperkuat keamanan operasi bisnis kami," kata Young-in, dalam konferensi pers sebelumnya.
Sebagai bagian dari tindakan pencegahan, ia menjanjikan tambahan 100 miliar won atu setara 69,6 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk meningkatkan sistem manajemen keselamatan di tempat kerja perusahaan.
Komite manajemen keselamatan terpisah, kata dia, akan dibentuk dan terdiri dari ahli luar serta pekerja pabrik.
Ia juga akan menambahkan lebih banyak staf terkait manajemen keselamatan.
Langkah ini merupakan upaya perusahaan tersebut dalam menanggapi insiden fatal yang terjadi pada 15 Oktober lalu, di mana seorang wanita muda pekerja pabrik tewas setelah terjebak dalam mixer yang membuat saus untuk sandwich di pabrik pembuatan roti SPC di Pyeongtaek, Provinsi Gyeonggi.
Setelah insiden pertama terjadi, SPC Group mendapatkan banyak kritikan karena terus mengoperasikan mesin lainnya di pabrik itu dan mengirim karyawan yang berada di lokasi kecelakaan untuk berlibur.