News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tragedi Pesta Halloween di Korsel

Nasib Itaewon setelah Tragedi Kerumunan, Bisnis Mulai Bangkit setelah Pandemi, Kini Harus Tutup Lagi

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polisi berjaga di tempat kejadian, dua hari setelah pesta Halloween yang mematikan di distrik Itaewon di Seoul pada 31 Oktober 2022. Bencana Halloween meredupkan harapan kebangkitan Itaewon. Setelah pandemi, salah satu distrik paling meriah di Seoul dilanda tragedi mematikan.

TRIBUNNEWS.COM - Restoran, cafe, dan klub malam di distrik Itaewon, Seoul, perlahan bangkit sejak pandemi.

Tetapi keadaan nampaknya kembali ke titik awal akibat tragedi kerumunan yang terjadi pada Sabtu (29/10/2022) malam.

Menurut The Korea Herald, Itaewon dikenal sebagai tempat nongkrong anak muda.

Distrik ini juga semakin populer karena menjadi lokasi syuting drama Korea Itaewon Class tahun 2020 lalu.

Tetapi karena pandemi Covid-19, ada penutupan massal bisnis-bisnis di kawasan Itaewon dari tahun 2020 hingga akhir 2021.

Tahun ini, pesta Halloween tanpa masker dan tanpa pembatasan diizinkan, para pengunjung tak mampu membendung antusiasme mereka.

Baca juga: Kesaksian Pengunjung Pesta Halloween Itaewon: Terjebak dan Tidak Bisa Berbuat Apa-apa

Setidaknya 153 orang tewas akibat berdesak-desakan, serta ratusan lainnya terluka.

Kini, kawasan bisnis di Itaewon tampak sepi, kecuali orang-orang berdatangan untuk menyampaikan belasungkawa kepada para korban.

Bisnis di daerah Itaewon akan ditutup untuk masa berkabung selama dua hari untuk menghormati para korban, kata seorang petugas polisi dan asosiasi pemilik usaha kecil.

"Beberapa toko sudah berhenti beroperasi. Apakah penutupan sementara akan diperpanjang tergantung pada bagaimana situasinya," kata petugas polisi yang tidak mau disebutkan namanya.

Asosiasi Zona Wisata Khusus Itaewon, sebuah organisasi pemilik bisnis di daerah tersebut, dilaporkan telah mengirimkan pesan darurat yang meminta anggotanya untuk menghentikan sementara bisnis mereka untuk menghormati para korban.

Pada Minggu pagi, beberapa restoran, kafe, dan toko pakaian ditutup dengan papan bertuliskan "semoga mereka beristirahat dengan tenang" di jendela mereka.

Sebuah pengumuman di sebuah kedai kopi pada hari Minggu berbunyi bahwa kedai ditutup untuk menghormati para korban lonjakan massa yang mematikan di distrik Itaewon Seoul. (Choi Jae-hee/The Korea Herald)

Penutupan itu bersifat sukarela dan beberapa bisnis dibuka seperti biasa.

Tetapi beberapa khawatir bahwa kemerosotan terbaru ini dapat menyebabkan penurunan berkepanjangan lainnya.

Park (41), yang menjalankan kedai kopi waralaba di seberang lokasi kerumunan, mengatakan tidak ada bencana seperti itu di lingkungannya selama beberapa tahun terakhir.

"Toko saya tutup hari ini," katanya, Minggu.

Bisnis Itaewon perlahan dibuka kembali setelah banyak yang gulung tikar selama lebih dari dua tahun karena aturan jarak sosial pemerintah yang pertama kali diterapkan pada awal 2020.

Ada pembatasan jumlah orang dalam pertemuan pribadi dan pelarangan makan di restoran setelah jam 9 malam untuk jangka waktu tertentu.

Aturan itu dianggap telah merugikan terutama pada bisnis kecil yang berfokus pada kehidupan malam Itaewon.

Menurut penyedia data real estat yang dikelola negara Korea Real Estate Board, tingkat kekosongan di properti komersial di Itaewon melonjak menjadi rata-rata 30 persen pada puncak pandemi akhir 2020.

Tetapi angka itu menunjukkan tanda-tanda pemulihan, turun menjadi sekitar 7 persen tahun lalu, ketika aturan jarak sosial ditarik kembali.

Korea telah menetapkan satu minggu berkabung nasional mulai Minggu untuk diperpanjang hingga Sabtu (5/10/2022), meminta bisnis dan otoritas lokal untuk membatalkan festival, acara, dan parade Halloween.

"Saya tidak berpikir saya akan bisa makan atau bertemu dengan teman-teman di Itaewon untuk beberapa waktu," ujar Lee Ji-soo, 32 tahun.

"Itu akan terlalu mengingatkanku pada tragedi itu."

Fakta-fakta Sementara Tragedi Itaewon

Seorang wanita membuat persembahan, sebagai penghormatan kepada mereka yang tewas dalam peristiwa Halloween pada 29 Oktober, di sebuah peringatan darurat di luar stasiun kereta bawah tanah Itaewon di distrik Itaewon di Seoul pada 30 Oktober 2022.(Photo by Anthony WALLACE / AFP) (AFP/ANTHONY WALLACE)

Mengutip The Guardian, ini sejumlah poin yang diketahui seputar tragedi kerumunan di Itaewon.

- Sedikitnya 150 orang tewas dan sekitar 80 lainnya terluka dalam kerumunan orang yang berdesak-desakan di gang sempit selama perayaan Halloween di Itaewon, distrik rekreasi populer Seoul di Korea Selatan.

- Para pejabat mengatakan kerumunan besar mulai mendorong maju di gang miring dekat Hotel Hamilton, tempat pesta di Seoul.

Beberapa laporan media lokal sebelumnya mengatakan bahwa orang-orang bergegas ke bar setelah seorang selebriti muncul.

- Banyak dari korban adalah wanita berusia 20-an, kata seorang pejabat Badan Pemadam Kebakaran Nasional, Choi Cheon-sik.

- Petugas pemadam kebakaran dan saksi mata mengatakan orang-orang terus membanjiri gang meski gang itu sudah penuh sesak.

Ketika mereka yang berada di puncak jalan yang miring itu jatuh, orang lain di bawah mereka jadi terguling di atas yang lain.

- Sekitar 100.000 orang memenuhi jalan-jalan Itaewon untuk perayaan terbesar sejak pelonggaran pembatasan pandemi Covid-19.

Lusinan bar dan restoran dipadati oleh orang-orang yang bersuka ria mengenakan kostum Halloween.

- Cuplikan video dan foto dari tempat kejadian menunjukkan pekerja darurat dan pejalan kaki melakukan CPR pada orang-orang yang tergeletak di jalanan.

Mayat orang-orang yang terinjak tergeletak berjajar, ditutupi dengan selimut atau kain kafan darurat.

- Saksi mata menggambarkan kekacauan yang terjadi sebelumnya, dengan polisi tampaknya kesulitan mengendalikan massa.

"Setidaknya 10 kali lebih ramai dari biasanya," kata Moon Ju-young, 21, kepada Reuters.

- Rekaman media sosial menunjukkan ratusan orang yang memadati gang tidak dapat bergerak ketika petugas darurat dan polisi berusaha membebaskan mereka.

Seorang wanita mengatakan putrinya dan yang lainnya terjebak selama lebih dari satu jam sebelum berhasil diselamatkan.

- Sembari pihak berwenang mulai menyelidiki penyebabnya, presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, memerintahkan tanggapan darurat dan menyatakan masa berkabung nasional.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini