Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, KIEV – Militer Rusia kembali melancarkan serangan rudal ke sejumlah fasilitas energi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di beberapa kota Ukraina meliputi wilayah Kremenchuk , Kyiv, selatan Odessa, Zaporizhzhia, dan di wilayah Cherkasy tengah, Senin (31/10/2022).
Kyrylo Tymoshenko, pejabat senior di kantor presiden Ukraina mengklaim sekitar 40 rudal milik militer Rusia telah terdeteksi bermanuver di kawasan udara Ukraina sebelum meledak di sekitar fasilitas energi.
Akibat serangan ini membuat semua wilayah Ukraina membunyikan alarm peringatan termasuk ibukota Kiev.
“Beberapa rudal ditembak jatuh oleh pertahanan anti-pesawat, sementara beberapa lainnya mengenai sasaran.” jelas Tymoshenko.
Belum diketahui berapa jumlah korban meninggal dan luka–luka akibat dari serangan ini.
Namun menurut laporan Euronews, imbas dari amukan Rusia tersebut 350.000 unit apartemen di Ukraina mengalami pemadaman listrik dan air hingga batas waktu yang tak ditentukan lantaran fasilitas penyediaan air dan energi hancur terkena serangan rudal.
“Rudal Rusia lainnya menghantam infrastruktur penting Ukraina. Alih-alih bertempur di medan perang, Rusia memerangi warga sipil,” kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba.
Baca juga: Pasokan Pangan Dunia Terancam Pasca Rusia Tarik Diri dari Kesepakatan Gandum Laut Hitam
Serangan seperti ini bukanlah kali pertama yang dilancarkan Rusia pada pekan lalu Rusia juga dilaporkan telah menargetkan pengeboman sejumlah fasilitas listrik setelah jembatan Krimea meledak.
Namun menurut informasi yang beredar serangan yang dilakukan militer Moskow secara membabi buta pada pagi ini merupakan serangkaian balasan atas tindakan Kyiv yang menyerang Armada Laut Hitam Rusia di pelabuhan Krimea dengan 16 pesawat tak berawak pada Sabtu (29/10/2022).
Baca juga: Ukraina Terancam Jalani Musim Dingin Tanpa Listrik Imbas Serangan Udara Rusia
Meski Ukraina telah membantah tuduhan serangan terhadap armada Rusia, namun hal tersebut tak lantas membuat Rusia mendingin.
Justru negara pimpinan Vladimir Putin ini kian gencar melakukan rangkaian pembalasan, salah satunya dengan menarik diri dari kecepatan impor gandum dengan Ukraina dan memboikot jalur Laut Hitam.
Menyusul pengumuman Rusia yang akan menghentikan kerjasama dengan ekspor biji-bijian, pada perdagangan Senin (31/10/2022) harga gandum berjangka Chicago dilaporkan telah mengalami lonjakan harga lebih dari 5 persen.