Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Inflasi makanan di Inggris melonjak ke rekor 11,6 pada Oktober lalu, bahkan bahan dasar seperti teh, susu dan gula menjadi jauh lebih mahal.
Ini menurut angka baru yang dirilis oleh British Retail Consortium (BRC) - Nielsen Shop Price Index pada Rabu kemarin.
Dikutip dari laman Russia Today, Kamis (3/11/2022), menurut BRC, pertumbuhan harga pangan jauh di atas 10,6 persen pada September 2022 dan tingkat rata-rata tiga bulan mencapai 9,7 persen.
Saat BRC mulai mengumpulkan data, biaya makanan segar di toko-toko Inggris melonjak 13,3 persen pada Oktober tahun ini dibandingkan tahun lalu, dan naik tajam dari kenaikan 12,1 persen yang tercatat pada September lalu, yang merupakan kenaikan tahunan terbesar sejak 2005.
Baca juga: Sempat Meroket di September, Inflasi Sri Lanka Turun Jadi 66 Persen Per Oktober
"Harga didorong naik karena tekanan biaya input signifikan yang dihadapi oleh pengecer karena kenaikan harga komoditas dan energi serta pasar tenaga kerja yang ketat," kata CEO BRC Helen Dickinson.
Ia menambahkan akan sulit bagi pengecer untuk tidak menaikkan harga lagi di tahun-tahun mendatang, terutama saat menjelang Natal.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa barang-barang penting seperti kantong teh, susu, dan gula mengalami kenaikan harga yang paling signifikan.
Inflasi non-makanan di supermarket meningkat menjadi 4,1 persen pada Oktober, naik dari 3,3 persen di bulan sebelumnya.
Secara keseluruhan harga toko saat ini 6,6 persen lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.