News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Dibombardir Oleh Drone Rusia Tanpa Henti, Ukraina Terancam Kehabisan Senjata Pertahanan Udara

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Drone asal Iran yang menjadi momok bagi Ukraina setelah serangannya yang dikendalikan oleh Rusia menghancurkan berbagai infrastruktur dan pertahanan di Kiev.

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, KYIV - Ukraina berisiko kehabisan senjata pertahanan udara dan membutuhkan bantuan mendesak dari Barat untuk mempertahankan diri dari serangan Vladimir Putin, kata para analis di Royal United Services Institute (RUSI).

Rusia telah membombardir Ukraina selama beberapa pekan terakhir dengan gelombang drone yang dipasok dari Iran yang telah menghancurkan infrastruktur energi Kyiv.

“Barat harus menghindari rasa puas diri tentang kebutuhan untuk segera meningkatkan kapasitas pertahanan udara Ukraina,” kata think tank pertahanan dan keamanan RUSI hari ini, Senin (7/11/2022), yang dikutip dari CNBC.

Rusia dan Iran telah membantah ada kesepakatan bagi Teheran untuk memasok Moskow dengan senjata. Namun pemerintah Iran mengakui untuk pertama kalinya pada Sabtu (5/11/2022), Teheran telah mengirim sejumlah pesawat tak berawak ke Rusia, tetapi bersikeras itu dilakukan sebelum Rusia menginvasi Ukraina.

Baca juga: Rusia Tuduh Ukraina Lakukan Sabotase yang Sebabkan Pemadaman Listrik di Kherson

Utusan Khusus AS untuk Iran Robert Malley menolak klaim itu, dengan mengatakan Iran memasok drone ke Rusia pada musim panas.

Analis RUSI, Justin Bronk, Jack Watling dan Nick Reynolds menerbitkan laporan baru mengenai pertahanan udara Ukraina di tengah tindakan Rusia yang semakin bergantung pada drone Shahed-136 Iran untuk menonaktifkan jaringan energi Ukraina.

“Jika SAM Ukraina [sistem rudal permukaan-ke-udara] tidak dilengkapi dengan amunisi, dan akhirnya ditambah dan diganti dengan setara Barat dari waktu ke waktu, Pasukan Dirgantara Rusia [VKS] akan mendapatkan kembali kemampuan untuk menimbulkan ancaman besar,” kata para analis.

Pada Minggu (6/11/2022) malam, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan rezim Iran membantu Rusia memperpanjang perang, dengan mengatakan “jika bukan karena pasokan senjata Iran kepada agresor, kami akan lebih dekat dengan perdamaian sekarang.”

Dia juga memperingatkan Rusia membutuhkan rudal Iran untuk "kemungkinan mengulang serangan massal terhadap infrastruktur kami."

Sementara itu, Ukraina terus memohon lebih banyak senjata pertahanan udara untuk membantunya memerangi serangan pesawat tak berawak dan rudal Rusia.

Analis RUSI setuju, Ukraina membutuhkan bantuan mendesak untuk memastikan "Kyiv dapat melawan pendekatan terbaru Moskow terhadap perang udara di Ukraina."

Baca juga: Iran Akhirnya Mengaku Pasok Drone ke Rusia sebelum Perang Ukraina

Dalam beberapa bulan terakhir, Rusia telah mengerahkan ratusan drone pembawa bahan peledak yang dipasok oleh Iran dan digunakan untuk menargetkan infrastruktur energi Ukraina, membuat ratusan ribu orang kekurangan air dan listrik.

Pada dasarnya rudal bertenaga baling-baling atau drone ini murah untuk dibeli. Laporan menunjukkan biayanya sekitar 20 ribu dolar AS per unit. Ini jauh lebih murah dibandingkan rudal jelajah yang dapat menelan biaya hingga jutaan dolar.

Meski drone ini tidak dapat melakukan manuver canggih dan mengandung bahan peledak dalam jumlah yang lebih kecil untuk rudal konvensional, senjata ini dapat dikirim dalam "gerombolan" untuk berkeliaran di atas target mereka dan lebih sulit dideteksi oleh sistem radar.

Yang dibutuhkan Ukraina

Dalam jangka pendek, menurut RUSI, Ukraina membutuhkan sejumlah besar sistem pertahanan udara man-portable tambahan, yang dikenal sebagai "MANPADS", dan senjata anti-pesawat berpemandu radar, seperti Gepard.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina: Putin Minta Warga Kherson Dievakuasi, 450 Ribu Rumah di Kyiv Tak Dapat Listrik

Ini akan “mempertahankan dan meningkatkan kemampuannya untuk mencegat Shahed-136 dan melindungi infrastruktur listrik yang tersisa dan memperbaiki fasilitas yang rusak,” tambah para analis.

“Dalam jangka menengah, Ukraina membutuhkan cara yang hemat biaya untuk mempertahankan diri melawan Shahed-136,” kata mereka.

Para analis juga menyebut Angkatan Udara Ukraina membutuhkan jet tempur dan rudal Barat modern untuk melawan Pasukan Dirgantara Rusia.

“Pilot Rusia telah berhati-hati selama perang, sehingga bahkan sejumlah kecil jet tempur Barat dapat memiliki efek jera yang besar,” ungkap para analis.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini