TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Divisi investigasi khusus yang mencari penyebab di balik tragedi Halloween mematikan di Itaewon Seoul, Korea Selatan (Korsel) baru-baru ini telah mempersempit pandangannya pada tokoh-tokoh polisi.
Ini dilakukan setelah Presiden Yoon Suk-yeol pada Senin lalu mengecam kepemimpinan polisi karena respons mereka yang dinilai lamban.
Dikutip dari laman www.koreaherald.com, Selasa (8/11/2022), tim investigasi khusus dari Badan Kepolisian Nasional (NPA) menggeledah 55 lokasi yang terkait dengan tragedi Itaewon, termasuk kantor Kepala NPA Yoon Hee-keun, Kepala Badan Metropolitan Seoul Kim Kwang-ho, dan mantan Kepala Kantor Polisi Yongsan Lee Im- jae yang diberhentikan setelah tragedi.
Para penyelidik pun mengumpulkan ponsel dan catatan digital saat penyelidikan dilakukan terhadap perwira tinggi polisi.
Yoon dan Kim pun diberitahu tentang tragedi itu lebih dari satu jam setelah tragedi terjadi, sedangkan Lee datang terlambat ke lokasi kejadian.
Tim juga akan melihat rantai komando polisi terkait insiden ini.
Pada Senin kemarin, tim mengatakan telah mengidentifikasi 6 tokoh sebagai tersangka, termasuk mantan Kepala Polisi Yongsan Lee, kemudian Ryu Mi-jin yang bertanggung jawab atas ruang situasi Badan Kepolisian Metropolitan Seoul pada saat kejadian.
Serta dua pejabat dari tim intelijen di Kantor Polisi Yongsan, yakni Kepala kantor Distrik Yongsan-gu Park Hee-young dan Kepala Pemadam Kebakaran Yongsan Choi Seong-beom.
Tanggapan divisi investigasi khusus tampaknya sejalan dengan Presiden Yoon yang mengecam kepemimpinan polisi atas respons mereka yang lalai terhadap tragedi itu.
Baca juga: Pejabat Tinggi Korsel Marah Penyelidikan Tragedi Halloween Itaewon yang Mematikan Terkesan Lamban
Hal ini disampaikan Presiden Yoon pada pertemuan inspeksi sistem keselamatan nasional yang diadakan Senin kemarin.
Ada pula kritik yang dilontarkan bahwa penyelidikan itu hanya menargetkan pejabat berpangkat rendah yang terkait dengan tragedi, dengan pejabat di peringkat yang lebih tinggi enggan untuk disalahkan.
Serangkaian penggerebekan pada ppekan lalu dilakukan di 8 organisasi, termasuk Badan Kepolisian Metropolitan Seoul dan Kantor Polisi Yongsan.
Namun, penggerebekan itu tidak termasuk kantor pejabat tinggi polisi.
Menteri Dalam Negeri Lee Sang-min bahkan tetap teguh pada pendiriannya bahwa ia tidak akan mengundurkan diri untuk bertanggung jawab atas insiden tersebut.
"Belum ada permintaan terkait pengunduran diri saya. Saya siap untuk melakukan yang terbaik untuk menangani masalah seperti ini," kata Lee saat ditanyai pada pertemuan Majelis Nasional Selasa waktu setempat.
Lee telah mendapat tekanan dari partai-partai oposisi untuk mengundurkan diri, karena ia adalah komandan tertinggi keamanan nasional dan tanggap bencana yang bertanggung jawab atas kepolisian dan departemen pemadam kebakaran.
"Lebih penting bagi saya untuk melakukan apa yang harus saya lakukan di posisi saya, prioritas mendesak bagi saya adalah menangani tragedi itu dan melakukan tindakan pencegahan sehingga tragedi seperti (apa yang terjadi di Itaewon) tidak akan terjadi lagi," tegas Lee.
Sebelumnya, oposisi utama Partai Demokrat Korea telah menyerukan pengunduran diri Lee, dengan mengatakan bahwa Menteri Dalam Negeri harus bertanggung jawab, bukan hanya kepolisian saja.
Selain itu, Kepala Pemadam Kebakaran Yongsan Choi yang dimasukkan dalam daftar tersangka karena tidak cukup responsif dalam menanggapi insiden tersebut juga telah menuai kontroversi.
Menurut divisi tersebut, ditemukan bahwa Choi tidak merespons dengan tepat urgensi tempat kejadian pada hari tragedi itu.
Ambulans di bawah Departemen Pemadam Kebakaran Yongsan tiba di tempat kejadian lebih lambat dari ambulans Stasiun Pemadam Kebakaran Jongno di distrik tetangga.
Departemen Pemadam Kebakaran Yongsan mengklaim bahwa ambulans terlambat tiba di lokasi kejadian karena sedang merawat pasien lain di daerah tersebut.
Divisi Investigasi Khusus pun berencana untuk melihat lebih jauh ke dalam respons penyelamatan pemadam kebakaran.
Seorang Juru bicara dari divisi tersebut mengatakan bahwa Choi menghadapi tuduhan kelalaian profesional.
Choi dikenal luas oleh masyarakat karena melakukan konferensi pers setelah tragedi itu terjadi.
Gemetar tangannya selama briefing dibagikan oleh pers dan media sosial karena menunjukkan betapa tragisnya lokasi kejadian itu, bahkan di mata seorang veteran dengan pengalaman bertahun-tahun.
Sementara itu, pernyataan Kepala NPA Yoon Hee-keun bahwa ia diberitahu tentang penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap polisi oleh divisi investigasi khusus, justru menambah kontroversi bahwa polisi sedang menyelidiki tuduhan terhadap diri mereka sendiri.
Namun NPA telah mengklaim bahwa divisi investigasi khusus adalah organisasi independen dan tidak menerima perintah dari pimpinan polisi.
"Saya tidak memerintahkan atau menerima laporan (dalam penyelidikan yang dilakukan oleh tim). Saya yakin tim akan melakukannya dengan baik," kata Kepala NPA Yoon setelah ditanya tentang masalah tersebut.