TRIBUNNEWS.COM - Sebuah kapal tanker minyak yang terkait dengan seorang miliarder Israel telah diserang oleh drone pembawa bom di lepas pantai Oman.
Menurut Amerika Serikat (AS) kemungkinan besar serangan drone itu dilakukan oleh Iran.
"Setelah meninjau informasi yang tersedia, kami yakin Iran kemungkinan melakukan serangan ini menggunakan UAV," kata Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan dalam sebuah pernyataan.
Dilansir Al Jazeera, pernyataan Sullivan mengacu pada kendaraan udara tak berawak atau drone.
Serangan itu terjadi sekitar pukul 18:00 GMT pada hari Selasa di lepas pantai Oman, menurut Komando Pusat AS (CENTCOM).
"Serangan kendaraan udara tak berawak terhadap kapal sipil di selat maritim yang kritis ini menunjukkan, sekali lagi, sifat tidak stabil dari aktivitas jahat Iran di kawasan itu,” kata komandan CENTCOM Jenderal Michael “Erik” Kurilla pada hari Rabu.
Baca juga: Kapal Tanker Minyak Rusia Merapat ke Singapura dan Malaysia Menyusul Sanksi Uni Eropa
Dioperasikan oleh perusahaan berbasis di Singapura
Kurilla mengidentifikasi kapal yang diserang sebagai kapal tanker minyak berbendera Liberia, Pacific Zircon.
Kapal tanker itu dioperasikan oleh Eastern Pacific Shipping yang berbasis di Singapura, yang pada akhirnya dimiliki oleh miliarder Israel Idan Ofer.
Dalam sebuah pernyataan, Pengiriman Pasifik Timur mengatakan, Pacific Zircon, yang membawa minyak gas, telah "terkena proyektil" sekitar 240 kilometer di lepas pantai Oman.
"Kami sedang berkomunikasi dengan kapal dan tidak ada laporan cedera atau polusi. Semua kru aman dan diperhitungkan,” kata perusahaan itu.
"Ada beberapa kerusakan kecil pada lambung kapal tetapi tidak ada tumpahan muatan atau masuknya air."
Panggilan ke kedutaan Israel di Abu Dhabi tidak dijawab. Kantor perdana menteri Israel dan kementerian pertahanannya menolak berkomentar.
Baca juga: Kena Sanksi Barat, Kapal Tanker Minyak Rusia ‘Sembunyi-Sembunyi’ Kirim Muatan
Namun, sementara tidak ada yang segera mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.